Dekan FK Unair Dicopot Usai Menolak Rencana Kemenkes Datangkan Dokter Asing
Tanggal: 6 Jul 2024 16:29 wib.
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr dr Budi Santoso SpOG FER diberhentikan atau dicopot dari jabatannya. Sebelum dicopot, Prof Budi mendapat panggilan terkait responnya soal rencana Kemenkes yang akan mendatangkan dokter asing ke Indonesia."Iya benar (dihentikan dari jabatan Dekan FK Unair)," kata Prof Budi, Pada, Rabu (3/7/2024).
Prof Budi mengatakan pada Senin (1/7) dia dipanggil oleh Rektor Unair Prof Nasih. Panggilan itu dilayangkan usai dirinya berkomentar tidak setuju atau menolak rencana Menkes mendatangkan dokter asing ke tanah air. "Saya Senin dipanggil, saya dianggap salah melampaui kewenangan. Saya memang menyuarakan itu bahwa tidak setuju dengan dokter asing. Saya diminta mundur atau diproses," jelas Prof. Budi.
Pada Selasa (2/7) Prof. Budi diminta menghadap rektor, senat akademis, dan sekretaris universitas. Namun ia tak bisa hadir karena sedang ada di Jakarta menjadi narasumber sebuah acara. "Hari Rabu (3/7/2024) pagi diberi tahu saya diberhentikan, suratnya sedang diproses. Jam 15.00 WIB suratnya saya terima," ujar Prof. Budi. Dalam kasus ini, beredar pula pesan yang disebut berasal dari Prof Budi yang membenarkan dirinya telah dicopot dari jabatannya.
Berikut isi pesan tersebut, "Assalamualaikum wr wb, Bpk ibu Dosen FK. Unair, per hari ini sy diberhentikan sebagai Dekan FK. Unair, sy menerima dengan lapang dada dan ikhlas, Mhn maaf selama sy memimpin FK. Unair ada salah dan khilaf, mari terus kita perjuangkan FK. Unair tercinta untuk terus maju dan berkembang, Aamiin3x , salam hormat untuk guru, senior dan sejawat semuanya ,"
Sebelumnya, Prof Budi merespons dengan tegas penolakan rencana Menkes Budi Gunadi Sadikin yang mendatangkan dokter asing ke tanah air."Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju," kata Dekan FK Unair Prof Budi Santoso di Kampus Unair A, Kamis (27/6/2024). Prof Budi yakin 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan kualitasnya dia yakini tidak kalah dengan dokter-dokter asing.
"Saya pikir semua dokter di Indonesia tidak rela kalau dokter asing bekerja di sini, karena kita mampu untuk memenuhi dan kita mampu menjadi dokter tuan rumah sendiri," tegasnya. Pihaknya juga telah berupaya menyampaikan ke Kemenkes. Dia sampaikan terkait kualitas dan jumlah dokter yang ada di tanah air mencukupi, sehingga tak perlu mendatangkan dokter asing."Kami akan terus memperjuangkan ke Kemenkes bahwa kami tidak setuju. Saya sebagai institusi fakultas kedokteran tidak setuju untuk dokter asing," pungkasnya.
Sebaliknya, Kemenkes tetap bersikukuh dengan rencana mereka untuk mendatangkan dokter asing, mengingat masih adanya kekurangan tenaga medis di beberapa daerah. Mereka percaya bahwa kehadiran dokter asing dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Kontroversi ini pun berimbas pada polemik yang semakin memanas di permukaan. Kedua belah pihak terus melontarkan argumen masing-masing, tak jarang tanpa mencari jalan tengah yang dapat memuaskan semua pihak. Namun, hingga saat ini, belum ada keputusan pasti mengenai rencana kedatangan dokter asing tersebut.
Dalam situasi yang semakin tegang, penting bagi pemerintah dan pihak terkait untuk mendengarkan semua pihak yang terlibat, baik dari kalangan tenaga medis dalam negeri maupun pihak-pihak terkait lainnya. Diperlukan dialog yang konstruktif dan pembahasan mendalam untuk mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat.
Kontroversi terkait rencana Kemenkes untuk mendatangkan dokter asing dan pencopotan dekan FK Unair harus dihadapi dengan penuh kebijakan. Meskipun kemajuan dalam bidang kesehatan adalah tujuan akhir yang diinginkan semua pihak, namun penting juga untuk memperhatikan keberlangsungan karier tenaga medis di dalam negeri. Semoga penyelesaian yang diambil dapat memberikan efek positif bagi semua pihak yang terlibat.