Sumber foto: Google

Dedi Mulyadi Usul Pegawai Pemprov Malas Masuk Barak Militer: Disiplin Bukan Cuma untuk Siswa

Tanggal: 6 Mei 2025 04:51 wib.
Tampang.com | Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan wacana tak biasa: mengirim pegawai pemerintah provinsi yang malas dan tidak produktif ke barak militer sebagai bentuk pembinaan disiplin.


Wacana Tegas untuk Pegawai Tak Produktif

Dalam kunjungan ke Resimen Induk Daerah Militer (Rindam) III/Siliwangi, Bandung, Senin (5/5/2025), Dedi Mulyadi menyinggung pentingnya keteladanan dalam kedisiplinan, tidak hanya bagi siswa, tapi juga pegawai pemerintahan. Dalam kesempatan itu, ia mengusulkan agar pegawai Pemprov yang kinerjanya buruk juga mendapatkan pelatihan ala militer.


“Pegawai kirim ke sini juga. Pegawai Pemprov yang malas-malas, tidak produktif, sering bolos, ikut pendidikan di sini,” ucap Dedi kepada Sekretaris Daerah Jabar, Herman Suryatman, disambut tawa santai.


Meski terkesan bercanda, pernyataan Dedi sarat pesan serius: budaya kerja malas harus diberantas dari tubuh pemerintahan.


Pendidikan Militer untuk Siswa Bermasalah

Kunjungan Dedi ini merupakan bagian dari peninjauan terhadap program pelatihan militer untuk ratusan siswa SMA yang dianggap bermasalah. Program tersebut difokuskan pada siswa dengan catatan perilaku seperti tawuran, kecanduan game, merokok, hingga penyalahgunaan alkohol.


“Tukang tawuran, pemabuk, sampai pemain ‘Mobile Legend’ yang kelewat batas juga ikut. Tujuannya bukan hukuman, tapi pembinaan,” ujar Dedi dalam kesempatan berbeda.


Program ini bahkan digelontorkan anggaran Rp6 miliar dari APBD Jabar untuk mendanai fasilitas, pelatihan, dan kebutuhan siswa selama masa pembinaan.


Cerita Para Peserta: Antara Masalah Rumah dan Pelarian

Saat berinteraksi dengan para peserta di Rindam III/Siliwangi, Dedi mendengar langsung kisah-kisah menyentuh. Seorang siswa mengaku terjerumus minuman keras karena masalah keluarga: orangtuanya kerap bertengkar sehingga ia memilih “kabur” dari rumah.

Lainnya mengaku sering tawuran, bahkan menyakiti lawannya. Ada pula yang dititipkan orang tuanya karena kecanduan rokok atau game online berlebihan.

Program ini diharapkan bisa membentuk kembali karakter siswa agar lebih kuat mental, berdisiplin, dan siap menghadapi masa depan.


Gagasan Barak untuk ASN: Gertakan atau Solusi Nyata?

Pernyataan Dedi soal mengirim ASN malas ke barak militer masih menjadi wacana. Namun hal ini menggambarkan kegelisahan terhadap kinerja birokrasi yang tidak optimal. Dengan pendekatan “shock therapy”, Dedi tampaknya ingin menegaskan bahwa aparatur sipil negara juga wajib menunjukkan etika kerja, loyalitas, dan kedisiplinan yang tinggi.

Apakah wacana ini akan benar-benar diwujudkan? Belum ada kepastian. Namun yang jelas, pesan moralnya telah sampai: semua pihak, dari pelajar hingga pejabat, harus siap untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved