Dedi Mulyadi Meminta Mobil Mewah Untuk Dinas Diubah Jadi Ambulans Buat Warga
Tanggal: 23 Feb 2025 14:54 wib.
Setelah dilantik sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melakukan langkah awal yang signifikan dengan membagikan kendaraan dinas kepada staf dan instansi terkait. Kendaraannya bukan hanya berfungsi sebagai sarana transportasi, tetapi juga menjadi simbol tanggung jawab dan kepedulian terhadap masyarakat.
Dedi Mulyadi, yang memiliki beragam kendaraan dinas, termasuk mobil mewah seperti Alphard, IONIQ, Camry, Crown, dan Mercedes Benz Sprinter, memutuskan untuk hanya menggunakan satu unit mobil pribadi, yakni Toyota Innova Zenix. Melalui langkah ini, ia menunjukkan komitmennya untuk memaksimalkan penggunaan aset pemerintahan demi pelayanan publik yang lebih baik.
Salah satu aksi paling mencolok adalah transformasi mobil dinas Mercedes Benz Sprinter menjadi ambulance. Dedi meminta agar mobil ini dimodifikasi menjadi mobil laboratorium kesehatan, yang dilengkapi dengan fasilitas untuk pemeriksaan kesehatan masyarakat. "Mobil ini kelak akan digunakan untuk pemeriksaan jantung, pemeriksaan ibu hamil, dan bahkan deteksi kanker," jelasnya. Langkah ini sangat beralasan mengingat banyaknya masalah kesehatan di masyarakat yang membutuhkan perhatian lebih.
Dalam tayangan di kanal YouTube miliknya, Dedi menyampaikan alasannya: "Ini mobil seharusnya tidak hanya diam saja, ia berat dan jarang dipakai. Jadi, lebih baik berikan manfaat kepada warga." Melalui kendaraan ini, Dedi berharap dapat memberikan akses yang lebih baik bagi masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Tidak hanya Mercedes, kendaraan lain seperti motor BMW dan Royal Enfield juga dialokasikan untuk satuan polisi pamong praja (Satpol PP) dan Dinas Perhubungan. Dedi menginginkan agar motor-motor ini digunakan untuk patroli, mendukung kepolisian dalam mengatasi kemacetan dan masalah keamanan di jalan raya. Selain itu, Dedi juga memperbaiki tiga mobil operasional staf yang dinilai perlu pemeliharaan agar tetap layak digunakan.
Lebih lanjut, Gubernur juga mendorong agar mobil-mobil dinas yang tidak terpakai atau tidak memadai untuk ditawarkan kepada dinas yang membutuhkan. "Dari pada dijual mahal, lebih baik diberikan kepada yang butuh," ungkapnya. Untuk mobil-mobil listrik yang dimiliki, Dedi memutuskan agar mereka juga diberikan kepada staf yang membutuhkannya.
Pelantikan ini tidak hanya berfokus pada penataan kendaraan dinas, tetapi juga menghadapi tantangan di instansi pemerintahan. Dedi merasa terkejut dengan banyaknya tenaga ahli yang mencapai 1740 orang di Pemerintah Provinsi Jabar. Ia memandang jumlah tersebut tidak sebanding dengan jumlah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di provinsi, yang jumlahnya sekitar 10 ribu orang. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas kerja pegawai negeri di pemerintahan.
Dedi menekankan perlunya efisiensi dalam memanfaatkan tenaga ahli tanpa mengorbankan pengeluaran anggaran yang besar. Ia berkomentar bahwa tenaga ahli yang ada saat ini seharusnya dikelola lebih baik agar bisa memberikan kontribusi maksimal bagi masyarakat.
Bersama Sekretaris Daerah, Herman Suryatman, Dedi berencana melakukan analisis jabatan dan beban kerja untuk mengoptimalkan potensi ASN yang ada. Ia percaya masih banyak ASN yang berkualitas dan memiliki keahlian yang diperlukan untuk kemajuan dan pengelolaan pemerintah.