Dede Akhirnya Muncul, Akui Bersaksi Palsu Disuruh Aep dan Iptu Rudiana Demi 8 Orang Ditangkap
Tanggal: 22 Jul 2024 16:36 wib.
Dede (30), salah satu saksi kunci kasus Vina Cirebon akhirnya muncul. Ia akhirnya menghubungi Dedi Mulyadi, seorang Youtuber dan anggota DPR RI terpilih yang aktif dalam mengadvokasi keluarga terpidana dalam kasus Vina. Dedi Mulyadi sangat aktif dalam mengadvokasi keluarga terpidana kasus Vina, dan ia pun menjadi seseorang yang menyatakan klarifikasi tentang kasus tersebut.
Teman Aep semasa bekerja di tempat cuci steam daerah Kesambi, Kota Cirebon pada 2016 itu, menyatakan bahwa dia telah memberi kesaksian palsu delapan tahun silam. Kesaksian itu akhirnya menjerat delapan orang dimana mereka dipenjara karena vonis melakukan pembunuhan berencana terhadap Vina dan Eky.
Kedelapan orang itu adalah Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman, Saka Tatal. Ke-delapan orang tersebut divonis penjara seumur hidup, kecuali Saka Tatal yang hanya divonis delapan tahun penjara karena saat peristiwa, ia masih di bawah umur, dan kini sudah bebas sejak tahun 2020. Tiga orang atas nama Pegi, Andi, dan Dani, dinyatakan sebagai buron.
Polda Jabar sempat menangkap Pegi Setiawan, tetapi Pegi berhasil membuktikan bahwa dirinya bukanlah Perong seperti yang dicari terkait kasus Vina, melalui sidang praperadilan.
Saat ini, para terpidana tengah mengumpulkan bukti baru atau novum untuk mengajukan peninjauan kembali atau PK agar mereka bisa bebas dari vonis tersebut. Dede bersama Aep bersaksi melihat kedelapan orang itu menyerang dan melempari Vina dan Eky yang sedang naik motor melintasi SMPN 11 Kota Cirebon pada tanggal 27 Agustus 2016.
Menurut kesaksian palsu yang disampaikan oleh Dede, kedelapan orang itu mengejar Vina dan Eky hingga menghabisinya di Flyover Talun, dan kemudian memerkosa Vina serta membunuh keduanya.
Kesaksian tersebut palsu adanya. Dede mengaku bahwa ia diarahkan oleh Aep dan ayah Eky, Iptu Rudiana yang saat itu masih berpangkat Aiptu. Awalnya, Dede diminta oleh Aep untuk mengantarnya ke Polres Cirebon, dua atau tiga hari setelah penangkapan Saka Tatal dan kawan-kawannya, sekitar awal September 2016. Saat tiba di Polres, Dede tiba-tiba diminta untuk bersaksi oleh Aep dan Rudiana terkait kematian Vina dan Eky.
Dalam wawancara di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Dede menjelaskan, "Awalnya malam, sekitar jam berapa saya lupa. Aep nelepon saya, 'De, anterin saya ke Polres yuk'. Saya posisi di rumah, rumah di Tangkil. Ep kan kita gak tahu apa-apa, kenapa kita jadi saksi. Udah entar ikutin aja katanya,".
Dede juga menjelaskan bahwa sosok Aep memang memiliki kedekatan dengan beberapa anggota kepolisian. Bahkan, staf Rudiana pertemanan dekat dengan Aep dan sering mencuci kendaraannya di tempat cuci steam tempat mereka bekerja. "Yang kenal sama pihak kepolisian kan Aep, bukan saya Pak," ungkap Dede.
Dede mengaku diarahkan untuk bersaksi bahwa ada pelemparan batu kepada Vina dan Eky oleh Saka Tatal dan kawan-kawannya, yang kemudian dikejar. Dalam kondisi bingung, Dede menuruti arahan tersebut. Ia pun diperiksa penyidik, dan keterangan yang sudah diarahkan oleh Rudiana dan Aep itupun dicatat dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai kesaksian.
Setelah hari itu, dia masih merasa bingung dan selalu merasa bersalah, terlebih beberapa bulan terakhir kala kasus Vina kembali menyeruak dan menjadi perbincangan publik. "Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," ujar Dede.