Dampak Banjir dan Longsor: Listrik Mati dan Internet Terputus di Maluku Tengah
Tanggal: 9 Jun 2024 07:17 wib.
Warga Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah mengalami kegelapan total setelah listrik mati akibat cuaca buruk yang memicu banjir dan longsor di bagian selatan Pulau Seram pada Sabtu (8/6). Situasi ini juga menyebabkan lumpuhnya akses internet, meningkatkan rasa kesulitan dan ketidaknyamanan warga.
Wala, seorang warga setempat, mengungkapkan bahwa kondisi ini menjadi masalah rutin setiap musim hujan. Wilayah pesisir selatan Pulau Seram sering menjadi korban banjir dan longsor. Fenomena ini telah menjadi ancaman konstan bagi mereka yang tinggal di daerah tersebut.
Kekhawatiran lain muncul ketika warga terkendala dalam meminta bantuan untuk mengevakuasi material longsor. Dibutuhkan perbaikan jalan yang terhambat akibat lumpuhnya akses internet, yang juga menyebabkan informasi terkait bencana longsor dan banjir terhambat.
Warga juga terdampak oleh pemadaman listrik yang disebabkan oleh longsor dan banjir bandang di berbagai desa seperti Suplesi, Saunolu, Saptamarga, Mangga Dua, Yaputi, Piliyana, Hatu, Hatumete, Walumatan, Lautan, Teluti, Wolu, Lafa, Tehua, Yaholo, Manoratu, BJS, Ampera, dan Laimu. Keadaan semakin memburuk dengan adanya longsor di dua titik di tengah hutan, di mana material longsor belum dapat dipindahkan akibat banjir di Kawanua yang belum surut.
Nicolas Nova Anakota, Kepala BPBD Kabupaten Maluku Tengah, menyebutkan bahwa longsor di Tehoru tersebar di tiga titik, dengan dua titik di tengah hutan di Dusun Saju dan satu titik di Dusun Mahu. Kendala muncul karena alat berat yang dikerahkan untuk menyingkirkan material longsor belum dapat melakukan tugasnya akibat jembatan Kawanua yang jebol.
Dia juga mengingatkan warga sekitar untuk tetap waspada mengingat curah hujan yang mengintensitas di wilayah pegunungan Pulau Seram. Masyarakat diminta untuk selalu mengikuti informasi cuaca yang dikeluarkan oleh BMKG.
Kepala Polsek Tehoru, Iptu Anthon Kolauw, melaporkan bahwa longsor yang terjadi di tengah hutan menutupi badan jalan di Dusun Saja. Ini mengakibatkan lumpuhnya lalu lintas di wilayah tersebut. Situasi ini juga mempengaruhi aktivitas sehari-hari warga, terutama saat hendak menggunakan sepeda motor di jalanan penuh lumpur dan material longsor.
Selain itu, Sungai Kawanua di Desa Tehoru meluap, menyebabkan tenggelamnya perkebunan warga dan putusnya badan jalan. Beberapa orang terjebak dan nyaris terbawa arus banjir, sementara beberapa warga lain memilih bertahan di ujung jembatan karena khawatir dengan kondisi keselamatan mereka.
Keadaan ini menjadikan warga setempat semakin terisolasi dan rentan terhadap bencana alam. Diperlukan upaya bersama antara pemerintah daerah, relawan, dan masyarakat untuk menangani dampak banjir dan longsor ini dengan cepat dan efektif. Selain itu, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan yang lebih intensif untuk mengurangi risiko terjadinya bencana serupa di masa yang akan datang.