Cuaca Tak Terduga di Mei 2025: Musim Kemarau Datang Tapi Hujan Deras Masih Mengancam!
Tanggal: 21 Mei 2025 19:07 wib.
Memasuki penghujung Mei 2025, Indonesia masih menghadapi masa transisi musim yang ditandai dengan kondisi cuaca yang berubah-ubah secara cepat. Pagi hingga siang hari biasanya cerah, tetapi menjelang sore dan malam, hujan deras sering kali datang secara tiba-tiba. Meskipun sebagian besar wilayah mulai memasuki musim kemarau, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi masih kerap terjadi. Fenomena ini membuat masyarakat harus tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang tidak menentu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa meskipun kemarau telah tiba di beberapa daerah, suhu udara yang tinggi di siang hari serta kelembaban yang masih tinggi menyebabkan atmosfer menjadi sangat labil. Interaksi antara suhu permukaan laut, tekanan udara, dan kelembaban menciptakan kondisi yang mendukung terbentuknya awan konvektif, seperti Cumulonimbus. Awan ini dikenal sebagai pemicu utama dari berbagai bentuk cuaca ekstrem, mulai dari hujan deras, angin kencang, petir, hingga hujan es.
Dalam pernyataannya yang dirilis pada Rabu, 21 Mei 2025, BMKG menjelaskan bahwa labilnya atmosfer ini menjadi penyebab utama banyaknya fenomena cuaca ekstrem di berbagai wilayah dalam sepekan terakhir. Bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung dilaporkan terjadi di banyak daerah akibat hujan deras yang tiba-tiba.
Wilayah yang terdampak mencakup Aceh, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Jambi, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara. BMKG menyebut bahwa hujan ekstrem ini tidak hanya dipicu oleh faktor lokal seperti konvektivitas udara saat peralihan musim, tetapi juga oleh dinamika atmosfer yang lebih luas.
Salah satu faktor utama adalah aktivitas Madden-Julian Oscillation (MJO), yang saat ini sedang aktif di Fase 5 atau wilayah Benua Maritim. BMKG memperkirakan MJO akan tetap berada di wilayah Indonesia selama setidaknya satu minggu ke depan. Selain itu, dua fenomena atmosfer lain yang juga turut memengaruhi adalah gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial. Kedua gelombang ini menunjukkan pergerakan yang konsisten di sebagian wilayah Indonesia, terutama di bagian barat dan tengah.
Ketiga fenomena atmosfer tersebut memiliki potensi besar dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan. Akibatnya, beberapa daerah akan lebih sering diguyur hujan lebat bahkan hingga ekstrem, meskipun kalender menunjukkan kita telah memasuki musim kemarau.
BMKG mengingatkan bahwa karena dinamika atmosfer yang masih sangat aktif dan mudah berubah secara tiba-tiba, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan. Risiko hujan deras dalam waktu singkat, angin kencang, serta petir bisa terjadi kapan saja. Kondisi ini juga dapat memicu gangguan aktivitas harian seperti kemacetan lalu lintas, kerusakan infrastruktur, bahkan bencana alam.
Prospek Cuaca Sepekan ke Depan
Untuk periode 20 hingga 22 Mei 2025, cuaca di Indonesia secara umum diprediksi berawan hingga hujan ringan. Namun, terdapat potensi peningkatan hujan sedang di beberapa wilayah, antara lain:
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua, dan Papua Selatan.
Sementara itu, peringatan dini telah dikeluarkan untuk daerah-daerah dengan potensi hujan ekstrem, sebagai berikut:
Status Siaga (hujan lebat hingga sangat lebat): Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Papua Selatan.
Status Awas (hujan sangat lebat hingga ekstrem): Jawa Timur.
Angin Kencang: Maluku dan Nusa Tenggara Timur.
Selanjutnya, pada periode 23 hingga 26 Mei 2025, BMKG memprediksi bahwa cuaca di Indonesia secara umum akan cerah berawan hingga hujan ringan. Namun, tetap ada potensi hujan sedang di beberapa wilayah seperti Aceh, Kepulauan Riau, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan.
Tetap Waspada dan Siaga
Meskipun musim kemarau sudah mulai berlangsung, kenyataannya Indonesia masih menghadapi berbagai potensi cuaca ekstrem. BMKG terus memantau kondisi atmosfer dan memberikan informasi terkini agar masyarakat dapat mengambil langkah preventif. Mengingat pentingnya kesiapsiagaan terhadap bencana alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu, masyarakat diimbau untuk memperhatikan prakiraan cuaca harian dan memperkuat mitigasi bencana di lingkungan masing-masing.
Dengan cuaca yang tak menentu ini, penting bagi setiap individu dan instansi untuk selalu mengutamakan keselamatan dan menjaga lingkungan agar tetap tangguh menghadapi perubahan iklim yang semakin kompleks.