Sumber foto: Google

Cuaca Ekstrem Terus Mengganggu, Apakah Ketahanan Pangan Kita Siap?

Tanggal: 8 Mei 2025 12:14 wib.
Tampang.com | Krisis iklim yang kian nyata mengancam bukan hanya lingkungan, tetapi juga ketersediaan pangan nasional. Produksi pertanian terganggu akibat cuaca ekstrem yang tidak menentu, dari kekeringan panjang hingga banjir yang merusak lahan pertanian. Apakah Indonesia cukup siap menghadapi tantangan ini?

Produktivitas Pertanian Menurun
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian, produksi padi nasional sempat turun hingga 7% pada 2024 akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Beberapa wilayah penghasil utama, seperti Jawa Tengah dan Sumatera Selatan, mengalami gagal panen akibat irigasi kering dan gangguan hama yang meningkat.

“Tanaman padi kami banyak yang mati karena air irigasi tak lagi mengalir. Musim sudah tidak bisa diprediksi,” ungkap Suwandi, petani dari Indramayu.

Perubahan Iklim Mengacaukan Pola Tanam
Perubahan iklim membuat pola tanam tidak lagi bisa mengikuti kalender musim seperti dulu. Hal ini menyulitkan petani untuk merencanakan masa tanam dan panen, yang berdampak langsung pada produktivitas dan pendapatan mereka.

Pakar pertanian dari IPB, Dr. Rina Handayani, mengatakan, “Tanpa data iklim yang akurat dan sistem pertanian adaptif, petani akan terus dirugikan.”

Ketahanan Pangan Masih Rentan
Indonesia memang memiliki cadangan pangan nasional, namun ketergantungan pada beberapa komoditas utama dan belum meratanya produksi membuat ketahanan pangan nasional masih rapuh. Daerah-daerah rawan bencana seperti NTT dan sebagian Kalimantan seringkali mengalami lonjakan harga dan kekurangan stok saat distribusi terganggu.

FAO juga mencatat bahwa Indonesia masuk kategori negara dengan risiko tinggi terhadap dampak perubahan iklim terhadap sistem pangannya.

Adaptasi dan Teknologi Masih Terbatas
Meskipun ada teknologi pertanian modern dan program smart farming, penerapannya masih terbatas di daerah. Banyak petani belum mendapat pelatihan, dan akses terhadap benih tahan iklim serta alat modern masih minim.

“Teknologi pertanian belum sampai ke desa kami. Kami masih pakai cara tradisional,” keluh Ibu Marni, petani di Grobogan, Jawa Tengah.

Langkah Strategis Diperlukan
Pemerintah perlu merancang kebijakan yang mendukung pertanian berkelanjutan dan tangguh iklim. Penguatan sistem informasi cuaca, insentif untuk pertanian adaptif, serta edukasi untuk petani harus dipercepat.

Dr. Hadi Sutopo, ahli kebijakan pangan, menambahkan, “Krisis pangan bukan hanya soal produksi, tapi soal keberlanjutan. Pemerintah harus bergerak dari reaktif menjadi preventif.”

Refleksi: Ketahanan Pangan Tak Bisa Ditunda
Cuaca ekstrem bukan ancaman masa depan, tapi realita hari ini. Ketahanan pangan Indonesia membutuhkan sistem pertanian yang adaptif, dukungan teknologi, dan kebijakan strategis agar tidak terguncang oleh krisis iklim.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved