Campak Lebih Menular daripada COVID-19, IDAI Ingatkan Pentingnya Imunisasi Anak
Tanggal: 29 Agu 2025 07:49 wib.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan kembali pentingnya imunisasi campak pada anak karena tingkat penularan penyakit ini jauh lebih tinggi dibandingkan COVID-19. Ketua Pengurus Pusat IDAI, Dr. dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A, Subsp.Kardio(K), dalam konferensi pers daring di Jakarta, Rabu, menyebut bahwa campak menular empat hingga lima kali lebih cepat dibandingkan COVID-19. Oleh sebab itu, cakupan imunisasi campak harus berada pada tingkat yang sangat tinggi agar tercapai herd immunity atau kekebalan komunitas yang mampu melindungi anak-anak dari wabah.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Prof. Dr. dr. Edi Hartoyo, Sp.A, Subs.IPT(K), menambahkan bahwa angka risiko penularan campak mencapai 12–18, sementara COVID-19 berada di kisaran 8–10. Artinya, seorang penderita campak berpotensi menularkan penyakit kepada 12 hingga 18 orang lain di sekitarnya, sedangkan penderita COVID-19 rata-rata menularkan kepada delapan sampai 10 orang. Fakta ini menunjukkan betapa cepatnya virus campak menyebar, sehingga imunisasi menjadi langkah preventif yang mutlak dilakukan.
Piprim juga mengingatkan bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) campak bisa muncul ketika cakupan imunisasi turun drastis. Untuk mencapai kekebalan komunitas, cakupan imunisasi campak harus berada di atas 95 persen. Namun, jika cakupan itu turun hingga sekitar 60 persen, risiko terjadinya KLB meningkat tajam, seperti yang baru-baru ini terjadi di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Penurunan cakupan vaksinasi ini, kata Piprim, harus segera ditanggulangi dengan edukasi serta motivasi kepada masyarakat agar kembali aktif memberikan imunisasi campak dan rubella (MR) kepada anak-anak.
Lebih jauh, IDAI menekankan bahwa imunisasi adalah hak dasar anak. Anak berhak hidup sehat dan terlindungi dari penyakit berbahaya seperti campak, yang tidak hanya mengancam kesehatan individu tetapi juga berpotensi menimbulkan wabah luas. Selain itu, imunisasi rutin juga berperan penting dalam mencegah stunting. Hal ini disebabkan salah satu faktor pemicu stunting adalah infeksi kronis berulang yang mengganggu pertumbuhan anak. Dengan mencegah penyakit menular melalui vaksinasi, risiko infeksi dapat ditekan sehingga tumbuh kembang anak tetap optimal.
Dengan demikian, vaksinasi campak bukan sekadar tindakan medis, melainkan juga bagian dari upaya strategis dalam melindungi generasi penerus bangsa dari ancaman penyakit menular berbahaya sekaligus mencegah masalah gizi kronis seperti stunting. Pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat perlu bergandeng tangan agar cakupan imunisasi tercapai, sehingga anak-anak Indonesia dapat tumbuh sehat, kuat, dan siap menghadapi masa depan.