"Bunga Penutup Abad" Kembali Hadir dengan Naskah Segar dan Revolving Stage Pertama Kalinya

Tanggal: 18 Agu 2025 08:12 wib.
Teater Bunga Penutup Abad kembali akan menghiasi panggung seni pertunjukan Indonesia dengan sentuhan baru yang lebih berani dan penuh kejutan. Pertunjukan yang diadaptasi dari karya besar Pramoedya Ananta Toer ini akan tampil dengan pembaruan naskah dan tata panggung yang berbeda dari tiga pementasan sebelumnya.

Sutradara Wawan Sofwan menjelaskan bahwa perubahan kali ini tidak hanya sebatas memadatkan alur cerita, melainkan juga memperkuat struktur dramatik agar tetap relevan dengan penonton, terutama generasi muda. Naskah tetap berakar pada dua buku pertama dari Tetralogi Buru, Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa, namun disajikan dengan sudut pandang yang lebih emosional.

“Kami ingin menghadirkan nuansa baru dengan menyoroti sisi psikologis Annelies, tokoh perempuan yang rapuh akibat pengalaman traumatisnya. Elemen ini akan menjadi kejutan segar bagi mereka yang sudah menonton sebelumnya,” kata Wawan dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Selain pada naskah, kebaruan yang paling menonjol hadir dari sisi teknis panggung. Untuk pertama kalinya, Bunga Penutup Abad menggunakan revolving stage atau panggung putar, sebuah teknologi yang memungkinkan perpindahan adegan berjalan mulus, bahkan bisa tumpang tindih tanpa memutus alur cerita. “Revolving stage ini membuat transisi gambar lebih hidup, dinamis, dan penuh energi visual,” jelas Wawan penuh semangat.

Pertunjukan kali ini akan digelar pada 29 hingga 31 Agustus 2025 di Ciputra Artpreneur, Jakarta. Diproduksi oleh Titimangsa bersama Bakti Budaya Djarum Foundation, pementasan ke-88 ini menjadi ajang besar setelah sebelumnya sukses dipentaskan pada 2016, 2017, dan 2018. Dengan inovasi yang dibawa, Wawan yakin versi 2025 ini akan memberikan pengalaman berbeda bagi para penikmat teater.

Lebih dari sekadar sebuah pertunjukan, Bunga Penutup Abad 2025 juga menjadi bagian dari peringatan 100 tahun kelahiran Pramoedya Ananta Toer, yang digagas oleh Pramoedya Ananta Toer Foundation. Momentum ini diharapkan tidak hanya menjadi perayaan karya sastra besar, tetapi juga ajang refleksi akan kontribusi Pramoedya bagi sastra Indonesia, sejarah bangsa, serta kesadaran bernegara.

“Dengan pembaruan naskah dan inovasi panggung, Bunga Penutup Abad 2025 tidak hanya merayakan karya besar Pramoedya, tapi juga memberi pengalaman teater yang lebih segar, emosional, dan memikat,” pungkas Wawan. Pementasan ini pun diprediksi akan menjadi salah satu peristiwa budaya paling ditunggu tahun ini, menyatukan sastra, seni, dan teknologi panggung dalam satu sajian penuh makna.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved