Sumber foto: iStock

Bukan Bensin, Ini Bocoran BBM Baru Rendah Sulfur Mulai 1 September

Tanggal: 21 Jul 2024 20:30 wib.
Pemerintah Indonesia berencana untuk meluncurkan produk Bahan Bakar Minyak (BBM) baru yang mengandung kadar sulfur yang rendah pada tanggal 1 September 2024. Rencana ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, yang menyatakan bahwa pemerintah akan meluncurkan produk BBM rendah sulfur sesuai dengan standar Euro 4. Produk BBM baru ini akan diterapkan seiring dengan rencana sosialisasi penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran yang juga akan dilakukan pada 1 September 2024 mendatang.

Menurut Airlangga, pemerintah akan mulai melakukan sosialisasi penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran pada 1 September 2024. Namun demikian, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membatasi penyaluran BBM bersubsidi. Hal ini merupakan hasil keputusan dari rapat koordinasi antar menteri yang melibatkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Koperasi dan UKM, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Selain itu, Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman juga mengakui bahwa Pertamina berencana untuk meluncurkan produk BBM baru rendah sulfur. Produk ini rencananya akan dijual di 3 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jakarta terlebih dahulu. Dia juga menegaskan bahwa pihaknya siap menghadirkan produk BBM baru khususnya bersulfur rendah, yang berasal dari Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat.

Pemerintah Indonesia memiliki alasan kuat untuk meluncurkan produk BBM baru rendah sulfur ini. Kandungan rendah sulfur pada BBM memiliki manfaat lingkungan yang signifikan. Sulfur merupakan salah satu komponen dalam bahan bakar fosil yang ketika terbakar akan menghasilkan sulfur dioksida, senyawa kimia yang menjadi penyebab utama hujan asam. Oleh karena itu, pengurangan kandungan sulfur pada BBM akan mengurangi emisi sulfur dioksida ke udara dan membantu menurunkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Selain manfaat lingkungan, BBM rendah sulfur juga berpengaruh pada kinerja mesin kendaraan. Kandungan sulfur yang rendah dalam bahan bakar akan membantu mengurangi kerak dan endapan yang terbentuk di dalam mesin, sehingga memperpanjang umur mesin dan mengurangi biaya perawatan.

Pengenalan BBM rendah sulfur ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk memenuhi standar emisi Euro 4 yang telah ditetapkan. Standar emisi Euro 4 mengatur batas maksimum kandungan sulfur dalam bahan bakar, sehingga penggunaan BBM rendah sulfur akan membantu mencapai tingkat emisi yang lebih rendah sesuai dengan standar internasional.

Sebagai konsumen, kita juga akan merasakan manfaat langsung dari penggunaan BBM rendah sulfur ini. Meskipun kemungkinan harga jualnya akan sedikit lebih tinggi daripada BBM bersubsidi yang ada saat ini, namun dampak positifnya dalam jangka panjang akan lebih besar. Mesin kendaraan akan lebih awet dan lingkungan akan lebih bersih dari emisi gas buang yang berbahaya.

Penggunaan BBM rendah sulfur juga akan mendorong adopsi kendaraan dengan teknologi yang lebih canggih, seperti kendaraan listrik atau kendaraan dengan teknologi emisi yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam meningkatkan penetrasi kendaraan listrik di Indonesia.

Namun, pengenalan BBM rendah sulfur ini juga perlu diiringi dengan kebijakan yang mengatur penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran. Pemerintah perlu memastikan bahwa bantuan subsidi ini benar-benar diterima oleh masyarakat yang membutuhkan, bukan disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berhak. Sosialisasi yang efektif dan pengawasan yang ketat akan menjadi kunci keberhasilan dalam implementasi program ini.

Selain itu, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek infrastruktur dalam penyaluran BBM baru ini. Ketersediaan SPBU yang menjual BBM rendah sulfur perlu dipastikan, terutama di daerah perkotaan yang memiliki tingkat kepadatan lalu lintas yang tinggi. Pengadaan SPBU khusus untuk BBM rendah sulfur juga perlu dipertimbangkan dalam rangka memastikan ketersediaan serta aksesibilitas bagi konsumen.

Pengenalan BBM rendah sulfur ini tentu saja akan menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan bahan bakar fosil. Dengan tetap memperhatikan aspek keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan pertumbuhan ekonomi, langkah ini akan menjadi langkah awal yang positif menuju transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved