BPS Catat 10 Juta Generasi Z Masih Menganggur, Paling Banyak Wanita
Tanggal: 25 Mei 2024 20:32 wib.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sebanyak 10 juta penduduk usia muda atau gen z dengan rentang usia 15-24 tahun menganggur. Dari angka tersebut, 5,73 juta di antaranya merupakan perempuan dan 4,17 juta lainnya laki-laki. Fenomena ini seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pihak terkait dalam menciptakan solusi untuk mengatasi masalah pengangguran di kalangan generasi Z di Indonesia.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki menyebut ada beberapa langkah yang seharusnya diambil oleh Pemerintah untuk mengatasi masalah ini. Salah satu yang utama menurutnya adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan. Angka ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh generasi muda dalam mencari pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan minat mereka.
Lebih lanjut, Maliki menilai penyesuaian kurikulum, baik itu SMK juga harus bisa berkolaborasi dengan pihak industri. Bukan tanpa alasan, ia mengungkap dengan kurikulum yang berkolaborasi, maka lulusan dapat disesuaikan dengan keinginan dari industri. Hal ini menunjukkan bahwa wanita generasi Z menghadapi hambatan yang lebih besar dalam mendapatkan pekerjaan.
Penyebab dari tingginya angka pengangguran ini tentu sangat kompleks dan melibatkan banyak faktor. Salah satu faktor utama adalah kurangnya kesesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh generasi Z dengan permintaan pasar kerja. Banyak generasi Z yang belum memiliki keterampilan yang sesuai atau kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan oleh pasar kerja.
Disamping itu, stereotip gender juga dapat menjadi faktor yang memengaruhi tingginya tingkat pengangguran pada wanita generasi Z. Masih adanya pandangan masyarakat yang menganggap bahwa perempuan tidak sepatutnya bekerja di luar rumah dapat memperburuk akses wanita generasi Z terhadap lapangan kerja.
Untuk mengatasi permasalahan pengangguran di kalangan generasi Z, diperlukan langkah-langkah konkret dari pemerintah, pihak swasta, dan lembaga pendidikan. Program pelatihan kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar, peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, serta program pemberdayaan wanita perlu ditingkatkan untuk membantu generasi Z memasuki lapangan kerja.
Dalam upaya peningkatan akses terhadap lapangan kerja, pemerintah juga perlu menggencarkan kampanye kesetaraan gender dan mengurangi stereotip gender yang menghambat partisipasi wanita dalam dunia kerja. Peningkatan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender diharapkan dapat membantu mengurangi pengangguran yang dialami oleh wanita generasi Z.