BPBD Poso Konfirmasi Satu Korban Gempa Meninggal di Rumah Sakit

Tanggal: 20 Agu 2025 13:23 wib.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, membenarkan bahwa seorang korban gempa bumi yang sempat menjalani perawatan intensif akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Poso. Korban tersebut adalah seorang perempuan bernama Katrin Kande, warga Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, yang sebelumnya mengalami luka serius akibat tertimpa reruntuhan bangunan Gereja GKST Elin saat gempa bermagnitudo 5,8 mengguncang wilayah itu pada Minggu (17/8). Pejabat BPBD Poso, Sofyan, menyampaikan bahwa Katrin menghembuskan napas terakhir pada pukul 22.30 WITA di ruang ICU meski telah mendapat penanganan medis intensif. Jenazahnya kini telah dipulangkan ke rumah duka untuk disemayamkan sebelum dimakamkan.

Tragedi ini menambah duka mendalam bagi masyarakat Poso yang hingga kini masih dihantui gempa susulan. Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hingga Senin (18/8) pagi pukul 08.00 WITA tercatat 57 kali gempa susulan, mayoritas bermagnitudo 3. Kondisi ini membuat masyarakat semakin waspada, meskipun BPBD terus mengimbau agar warga tetap tenang dan menghindari aktivitas di sekitar bangunan yang retak atau rusak akibat guncangan. “Gempa susulan masih sering terjadi, kami mengimbau masyarakat tetap jangan panik,” kata Sofyan.

Dampak gempa tersebut juga cukup signifikan terhadap infrastruktur dan pemukiman warga. Hasil kajian cepat BPBD Poso menunjukkan sekitar 37 unit rumah mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan berbeda-beda. Kerusakan tersebar di sembilan desa, di antaranya Desa Towu dengan satu rumah rusak ringan dan empat unit rusak berat, Desa Bega satu unit rusak ringan, Desa Lape delapan unit rusak ringan, Desa Kilo satu unit rusak ringan, Desa Tokorondo dua unit rusak ringan, Desa Maranda empat unit rusak ringan, Desa Tangkura 14 unit rusak ringan, dan Desa Petiwunga dua unit rusak ringan. Sementara itu, Desa Masani yang menjadi pusat guncangan sekaligus lokasi jatuhnya korban jiwa tercatat paling terdampak dengan banyak warga harus mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.

Untuk menangani kondisi darurat, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama pemerintah desa dan kecamatan mendirikan posko penanganan terpusat di Desa Masani. Data sementara menyebutkan ada 433 jiwa dari 184 kepala keluarga yang terdampak langsung oleh gempa. Dari jumlah tersebut, 218 orang adalah laki-laki, 206 perempuan, 31 lanjut usia, lima orang penyandang disabilitas, serta 23 balita. Sofyan menegaskan bahwa data ini masih bersifat dinamis dan kemungkinan akan berubah seiring asesmen lanjutan di lapangan.

Meski suasana penuh kewaspadaan masih menyelimuti masyarakat, semangat gotong royong dan kepedulian antarwarga tetap terlihat. Kehadiran BPBD yang sigap bersama perangkat daerah dan dukungan masyarakat membuat penanganan darurat berjalan lebih cepat. Di tengah duka akibat kehilangan nyawa dan kerusakan yang ditimbulkan, warga Poso berusaha tetap tabah menghadapi bencana ini dengan harapan keadaan segera pulih, gempa mereda, dan kehidupan bisa kembali normal.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved