Bonus Demografi atau Bom Waktu? Lapangan Kerja Tak Sebanding Jumlah Angkatan Muda
Tanggal: 17 Mei 2025 14:02 wib.
Tampang.com | Indonesia digadang-gadang akan menikmati puncak bonus demografi hingga tahun 2030-an. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan kegagalan sistemik dalam menyerap tenaga kerja muda. Angka pengangguran usia produktif masih tinggi, dan banyak lulusan baru yang kesulitan mencari pekerjaan layak.
Bonus Demografi Tak Menjamin Kesejahteraan
Dengan mayoritas penduduk berusia produktif, Indonesia seharusnya memiliki keuntungan ekonomi. Namun, tanpa strategi matang, potensi ini justru bisa menjadi beban sosial.
“Kalau bonus demografi tidak dibarengi lapangan kerja yang memadai, ini akan jadi bom waktu sosial,” ujar Dr. Indri Kartika, peneliti demografi dari LIPI.
Angka Pengangguran Muda Masih Mengkhawatirkan
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa mayoritas pengangguran di Indonesia adalah anak muda, terutama lulusan SMA dan perguruan tinggi. Banyak dari mereka tidak terserap industri karena ketidaksesuaian keterampilan (skill mismatch).
“Bayangkan, negara punya jutaan SDM muda tapi tidak siap dengan ekosistem kerja yang sesuai. Ini ironi,” tegas Indri.
Pendidikan Tidak Sinkron dengan Kebutuhan Industri
Masalah lainnya adalah sistem pendidikan yang belum sepenuhnya adaptif terhadap perkembangan pasar tenaga kerja. Lulusan kampus sering tidak memiliki keterampilan teknis atau digital yang kini dibutuhkan industri.
“Tanpa reformasi kurikulum dan pelatihan kerja, kita hanya mencetak pengangguran berpendidikan,” tambahnya.
Solusi: Perluasan Wirausaha, Vokasi, dan Transformasi Industri
Pemerintah harus mendorong penciptaan lapangan kerja berbasis industri padat karya dan teknologi. Program pelatihan vokasi dan kewirausahaan juga harus ditingkatkan dan diperluas ke wilayah pelosok.
“Bonus demografi hanya bisa jadi berkah kalau ada keberanian investasi pada manusia, bukan hanya infrastruktur fisik,” kata Indri.
Masa Depan Bangsa Ditentukan Hari Ini
Mempersiapkan generasi muda bukan tugas besok. Jika tak dimulai sekarang, Indonesia akan menghadapi beban sosial besar berupa pengangguran struktural dan ketimpangan ekonomi antarwilayah.