BNPT berkomitmen tingkatkan resiliensi WNI di Kinabalu
Tanggal: 21 Jul 2024 21:02 wib.
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Republik Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan ketahanan warga negara Indonesia (WNI) di Kota Kinabalu, Malaysia, dari paham radikal terorisme. Mereka akan melakukan hal ini dengan memperkuat konsep kebangsaan dan persatuan.
Menurut Kepala BNPT RI, Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel, peningkatan resiliensi WNI di Kota Kinabalu terhadap paham radikal terorisme perlu terus ditingkatkan. Dia menekankan bahwa hal ini bisa dilakukan dengan memperkuat konsep nilai kebangsaan dan persatuan. Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, beliau mengingatkan bahwa seluruh pihak perlu mengedepankan prinsip persatuan dan senantiasa waspada terhadap kelompok yang melakukan aksi-aksi intoleran dalam bermasyarakat.
"Kita perlu bersatu dalam perbedaan, unity in diversity, duduk dalam perbedaan, dan berhati-hati terhadap pihak-pihak yang mengajarkan intoleransi, radikalisme hingga terorisme," ucap Rycko.
Beliau juga menekankan pentingnya meningkatkan pengetahuan kebangsaan, terutama pada kelompok rentan, seperti perempuan, remaja, dan anak-anak. Rycko menyampaikan pernyataan tersebut saat kunjungan kerja di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia pada tanggal 20 Juli lalu.
Konsul Jenderal KJRI Kota Kinabalu, Rafail Walangitan, menyambut baik upaya pencegahan ideologi kekerasan yang mengarah kepada terorisme di wilayah kerja Sabah. Beliau mengingatkan bahwa ancaman terorisme merupakan kejahatan transnasional yang secara diam-diam dapat merambah dari satu negara ke negara lain. Menurutnya, ancaman terorisme tidak mengenal batas suku, budaya, atau negara, dan oleh karena itu, perlu waspada terhadap potensi ancaman ini.
Sementara itu, Direktur Perangkat Hukum Internasional BNPT RI, Imam Subekti, menyampaikan hasil penelitian mengenai pekerja migran Indonesia (PMI) yang terlibat dalam aktivitas terorisme. Hal ini mencakup segala bentuk aktivitas seperti propaganda di media sosial, pendanaan terorisme, dan panduan menghindari aktivitas radikal terorisme.
Kegiatan tersebut ditutup dengan pemutaran film bertajuk "Pilihan" yang diprakarsai oleh Noor Huda Ismail dari Ruang Migran dan diproduseri oleh Ani Ema Susanti. Film tersebut menceritakan kisah persoalan perempuan pekerja migran dan jebakan terorisme di media sosial.
BNPT juga mengadakan kegiatan pelatihan dan peningkatan keterampilan untuk WNI di Kinabalu agar dapat menjaga diri dari pengaruh paham radikal terorisme. Mereka fokus pada peningkatan pemahaman akan nilai-nilai kebangsaan, persatuan, dan rasa kebanggaan akan identitas sebagai warga negara Indonesia.
Dalam menghadapi tantangan ideologi kekerasan, peningkatan resiliensi WNI di Kinabalu juga melibatkan partisipasi masyarakat luas. BNPT berupaya untuk memperluas jaringan kerja sama dengan pihak terkait di Kinabalu untuk dapat bersama-sama mencegah serta menyadarkan masyarakat akan bahaya paham radikal terorisme.
Pendidikan kebangsaan dan peningkatan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme juga menjadi fokus utama BNPT. Mereka akan terus menggalakkan kampanye-kampanye pendidikan supaya masyarakat dapat lebih memahami ideologi kebangsaan dan dapat melindungi diri sendiri serta orang lain dari ancaman terorisme.