BNPB Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana di Sekolah Lewat Program Edukasi dan Simulasi Nasional
Tanggal: 28 Mei 2025 23:10 wib.
Tampang.com | Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus memperluas program edukasi kebencanaan di lingkungan sekolah. Program ini difokuskan untuk meningkatkan kesiapsiagaan para siswa dan tenaga pengajar dalam menghadapi potensi bencana alam yang kerap terjadi di berbagai wilayah Indonesia.
Sekolah Jadi Titik Penting Mitigasi Risiko Bencana
Indonesia sebagai negara rawan bencana seperti gempa bumi, banjir, hingga letusan gunung api membutuhkan sistem mitigasi yang kuat sejak dini. Sekolah menjadi salah satu titik strategis karena di sanalah generasi muda dapat dibekali pengetahuan, keterampilan, dan mental yang tangguh dalam menghadapi bencana.
Program edukasi ini meliputi penyuluhan, pelatihan praktik evakuasi, serta pengenalan alat-alat keselamatan sederhana yang dapat digunakan dalam situasi darurat.
Simulasi Bencana Jadi Agenda Wajib Tahunan
Setiap sekolah yang terlibat diwajibkan mengadakan simulasi evakuasi bencana minimal satu kali dalam setahun. Dalam simulasi tersebut, siswa diajarkan cara keluar dari gedung dengan aman, mengenali titik kumpul, dan mengikuti instruksi petugas dengan tertib.
Kegiatan ini dilakukan dengan panduan dari tim BNPB, relawan lokal, serta pemerintah daerah agar sesuai dengan karakteristik bencana di masing-masing wilayah.
Pembentukan Tim Siaga Bencana Sekolah
Selain simulasi, dibentuk juga Tim Siaga Bencana Sekolah (TSBS) yang terdiri dari guru dan perwakilan siswa. Tim ini dilatih secara khusus untuk menjadi koordinator tanggap darurat dan pelaksana edukasi kebencanaan di lingkungan sekolah mereka.
Peningkatan Fasilitas dan Informasi Keselamatan
BNPB juga mendorong sekolah untuk menyediakan sarana pendukung seperti jalur evakuasi yang jelas, peta titik aman, dan peralatan darurat dasar. Informasi mengenai potensi bencana dan cara menghadapinya juga ditempel di area-area strategis seperti ruang kelas, lorong, dan ruang guru.
Langkah ini bertujuan membentuk budaya siaga bencana yang menyatu dalam keseharian para siswa dan guru.