BMKG Ungkap Dampak Rentetan Gempa dan Hujan Deras di Sumatera Barat
Tanggal: 15 Mei 2024 08:53 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap rentetan gempa selama sebulan terakhir di Sumatera Barat semakin memperbesar tingkat kerawanan daerah tersebut dilanda bencana tanah longsor. Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, menyatakan periode aktivitas gempa kerak dangkal sesar aktif (shallow crustal earthquake) terpantau sangat aktif di Sumatera Barat selama bulan April-Mei.
Selama periode tersebut, terdapat lebih dari 35 gempa dangkal yang berpusat di daratan Sumbar dengan rata-rata kekuatan 3 magnitudo. Meskipun kecil, dampak ikutan gempa ini termasuk tanah longsor, runtuhan batuan, dan banjir bandang jika longsoran menyumbat daerah aliran sungai.
Menurut Daryono, wilayah Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang di Sumbar menjadi sasaran kerawanan dampak bencana, karena tingkat aktivitas kegempaan yang cukup tinggi disertai dengan curah hujan tinggi. Stasiun Iklim Cincin Sumbar melaporkan daerah Agam, Tanah Datar, dan Padang Panjang mengalami curah hujan 74,9 mm/hari yang masuk dalam kategori lebat. Hal ini memicu banjir bandang atau galado yang menewaskan puluhan warga pada Sabtu (11/5) malam.
Selain banjir, tanah longsor juga menjadi dampak dari curah hujan tinggi. Tanah longsor ini terjadi beberapa jam setelah banjir bandang di wilayah bertopografi dataran tinggi perbukitan atau berada di sisi utara dan timur dari Gunung Marapi. Meskipun belum ada laporan korban, tanah longsor tersebut memutus akses jalan dan melumpuhkan arus lalu lintas di beberapa wilayah.
Daryono menekankan agar masyarakat Sumatera Barat tetap waspada, karena dampak ikutan gempa yang ditambah hujan intensitas deras beberapa waktu ke depan memungkinkan terjadinya tanah longsor di banyak tempat. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa 41 orang meninggal dunia akibat banjir bandang di sejumlah wilayah Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyebutkan bahwa korban banjir bandang tersebut tersebar di Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Kota Padang Panjang. Banjir bandang di Kabupaten Agam dipicu oleh hujan lebat di tiga kecamatan, yaitu Canduang, Sungai Pua, dan IV Koto. Sedangkan di Kabupaten Tanah Datar, banjir dipicu oleh intensitas curah hujan yang tinggi.
Rentetan bencana gempa dan hujan deras di Sumatera Barat menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Upaya penanggulangan bencana dan peringatan dini harus ditingkatkan agar dapat mengurangi dampak serta meminimalisir korban jiwa maupun kerugian materiil. Selain itu, pendekatan mitigasi bencana juga perlu diperkuat dengan melibatkan masyarakat dalam proses penyadartahuan dan persiapan menghadapi bencana alam.