BMKG Sebut Gempa Besar M6,1 di Sulteng Disebabkan oleh Hal Ini
Tanggal: 29 Jan 2025 10:02 wib.
Tampang.com | Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadinya gempa bumi dengan kekuatan M6,1 di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Selasa (28/1/2025) pukul 21.53 WIB. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,53° LU ; 121,21° BT, atau tepatnya berlokasi di darat 45 km tenggara Parigi Moutong, Sulawesi Tengah pada kedalaman 76 km.
Menurut Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa bumi ini diklasifikasikan sebagai jenis gempa bumi menengah yang disebabkan oleh aktivitas slab-pull extensional lempeng Utara Sulawesi. Hal ini merupakan hasil analisis dari lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya. Daryono juga menambahkan bahwa hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan mendatar turun (oblique-normal).
Dampak dari gempa bumi ini dirasakan di beberapa daerah di sekitar Sulteng. Daerah Toli - Toli dan Buol mengalami skala intensitas IV MMI, sementara daerah Palu, Sigi, Poso, Parigi, Kabupaten Gorontalo, Kota Gorontalo, dan Kabupaten Gorontalo Utara mengalami skala intensitas III MMI. Selanjutnya, di daerah Kabupaten Bone Bolango dan Tanjung Redep, gempa bumi ini menghasilkan skala intensitas II-III MMI.
Meskipun gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami, Daryono mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dia juga mengimbau agar masyarakat memeriksa dan memastikan keamanan bangunan tempat tinggal mereka sebelum kembali ke dalam rumah, serta menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
Dalam laporan perkembangan pasca-gempa ini, BMKG juga turut memberikan rekomendasi kepada pihak berwenang dan masyarakat sekitar terdampak untuk melakukan evaluasi terhadap infrastruktur bangunan, khususnya yang merupakan bangunan vital, seperti rumah sakit, sekolah, dan fasilitas umum lainnya, guna memastikan keamanan struktur bangunan pasca-gempa.
Oleh karena itu, sinergi antara institusi pemerintah, BMKG, dan masyarakat diharapkan dalam rangka mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana gempa bumi di Sulteng dengan langkah-langkah mitigasi yang sesuai dan efektif. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Indonesia.
Dalam situasi seperti ini, peran serta masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah dalam mitigasi bencana sangatlah penting untuk meminimalisir dampak bencana dan melindungi keselamatan masyarakat.