BMKG Mengingatkan Potensi Gelombang Tinggi 2,5 Meter di Perairan Sumatera Utara Hingga 17 Juni
Tanggal: 19 Jun 2025 23:01 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait kemungkinan terjadinya gelombang tinggi di beberapa perairan di Sumatera Utara (Sumut). Gelombang tersebut tidak boleh dianggap sepele, dengan potensi tinggi mencapai 2,5 meter. Prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Maritim Belawan, Dasmian Sulviani, menyampaikan informasi ini dalam sebuah konferensi pers yang berlangsung di Medan pada hari Sabtu.
"Perkiraan ini berlaku mulai tanggal 15 sampai 17 Juni 2025. Kami ingin mengingatkan semua pihak, terutama para nelayan yang beroperasi dengan perahu, untuk selalu waspada dan berhati-hati," tambahnya.
Daerah-daerah yang diperkirakan akan terkena dampak gelombang tinggi meliputi Samudera Hindia barat Kepulauan Nias, perairan barat Kepulauan Nias, dan juga perairan barat Kepulauan Batu. Penyebab dari kondisi ini tidak lain adalah siklus tropis bernama Wutip, yang terletak pada koordinat 17,2 derajat Lintang Utara dan 110,3 derajat Bujur Timur, berada di Laut China Selatan. Keberadaan siklus ini berkontribusi pada peningkatan kecepatan angin serta tinggi gelombang di berbagai perairan Indonesia, termasuk wilayah Sumatera Utara.
Dalam penjelasannya, Dasmian juga menyebutkan pola angin yang beroperasi di bagian utara Indonesia, yang umumnya bergerak dari arah tenggara menuju barat daya. Kecepatan angin di area ini berkisar antara 8 hingga 30 knot. Sementara itu, di bagian selatan Indonesia, pola angin cenderung bergerak dari timur ke tenggara dengan kecepatan yang sedikit lebih rendah, yakni antara 8 hingga 25 knot.
Kecepatan angin tertinggi yang teramati terjadi di Laut Natuna Utara dan Samudera Hindia selatan Banten serta terus meluas hingga ke Nusa Tenggara Timur (NTT). Kehadiran kecepatan angin yang dapat mencapai angka 15 knot dan tinggi gelombang laut sekitar 1,25 meter seharusnya menjadi perhatian serius bagi aktivitas pelayaran, khususnya bagi para nelayan yang menggunakan perahu.
Lebih jauh, jika kecepatan angin mencapai angka 16 knot dan tinggi gelombang laut mencapai 1,5 meter, situasi ini bisa meningkatkan risiko keselamatan bagi pelayaran kapal tongkang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap memantau informasi terkini dari BMKG dan menghindari aktivitas di laut ketika kondisi cuaca mulai memburuk.anda