Sumber foto: iStock

BMKG: La Nina Akan Melanda Indonesia, Sejumlah Wilayah Berpotensi 67 Hari Tanpa Hujan

Tanggal: 27 Jun 2024 15:52 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengungkapkan bahwa La Nina berpotensi melanda Indonesia pada periode Juli, Agustus, dan September (JAS) 2024. Dalam pernyataannya, BMKG juga memperingatkan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia berpotensi mengalami hari tanpa hujan (HTH) selama lebih dari 25 hari. Indonesia akan menghadapi tantangan besar dalam menghadapi pola cuaca ekstrim ini, terutama di wilayah-wilayah yang diperkirakan akan terkena dampak La Nina.

Dalam hasil monitoring indeks IOD dan ENSO Dasarian II Juni 2024, tercatat bahwa Indek Dipole Mode (IOD) berada pada angka -0.21, yang menunjukkan IOD sedang dalam kondisi netral, sementara indeks ENSO berada pada angka 0.16 (netral). BMKG memprediksi bahwa IOD netral akan berlangsung dari Juni hingga September 2024. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip pada Senin (24/6/2024), BMKG menyatakan, "Indeks ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina pada JAS 2024."

Selain itu, Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Juni 2024, yang dirilis pada 22 Juni 2024, menunjukkan bahwa sebanyak 44% atau 309 Zona Musim (ZOM) telah memasuki musim kemarau 2024. Sementara itu, 40% atau 277 ZOM masih mengalami musim hujan, dan 16% atau 113 ZOM lainnya mengalami tipe 1 musim. BMKG juga memberikan prediksi wilayah-wilayah yang diprediksi akan memasuki musim kemarau antara Juni III hingga Juli II 2024, seperti sebagian besar Pulau Sumatra, sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Papua.

Dengan adanya perubahan pola cuaca ini, BMKG telah mengeluarkan peringatan dini kekeringan meteorologis pada Dasarian III Juni 2024. Peringatan ini diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu Waspada untuk beberapa kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat, Siaga untuk beberapa kabupaten di provinsi Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), serta tidak ada tingkat peringatan Awas.

Sementara itu, monitoring data BMKG juga mencatat bahwa sebagian besar wilayah Indonesia masih mengalami hujan, namun juga terdapat wilayah yang mengalami HTH sangat panjang, yakni 31-67 hari. Salah satu contohnya terjadi di Triwung Kidul, Jawa Timur. HTH Dasarian III Juni 2024 berpeluang 1-5 hari di sebagian besar wilayah Sumatra, Jawa, Bali, sebagian kecil Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, serta sebagian Papua Barat Daya dan Papua Selatan.

Untuk memahami lebih dalam tentang dampak La Nina, penting untuk memahami istilah El Nino-Southern Oscillation (ENSO). ENSO merupakan sebuah fenomena di Samudera Pasifik yang mempengaruhi iklim global. Fase-fase dalam ENSO terdiri dari El Nino, La Nina, dan Netral. Pada fase Netral, angin pasat berhembus dari timur ke barat melintasi Samudera Pasifik, menghasilkan Sirkulasi Walker yang mempengaruhi suhu muka laut. Saat fase El Nino, angin pasat melemah atau bahkan berbalik arah, mengakibatkan suhu muka laut yang lebih hangat dan berpotensi menimbulkan kekeringan di Indonesia. Sementara saat fase La Nina, angin pasat dari Pasifik timur ke arah barat menjadi lebih kuat dari biasanya, menyebabkan potensi terjadinya banjir dan suhu udara yang lebih rendah di siang hari.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved