Sumber foto: iStock

BMKG Ingatkan RI Siaga I Petaka, Selalu Kejadian Sejak Tahun 2019

Tanggal: 25 Sep 2024 05:15 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan mengenai potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan akan melanda Indonesia, terutama pada bulan September-Oktober. BMKG menekankan bahwa masa pancaroba telah tiba, memasuki fase peralihan antara musim kemarau dan musim hujan. Masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap perubahan kondisi cuaca yang mungkin terjadi selama masa pancaroba tersebut.

Masa pancaroba, menurut BMKG, adalah fase peralihan antara musim kemarau dan musim hujan, di mana terjadi perubahan cuaca yang signifikan. Pada Selasa (24/9/2024), BMKG melalui akun Instagram resminya menyebutkan bahwa kejadian cuaca ekstrem cenderung dominan terjadi selama masa pancaroba. BMKG juga menyoroti peningkatan frekuensi kejadian ekstrem sejak tahun 2019, terutama di bulan September dan Oktober.

"Fenomena peralihan musim dari kemarau ke hujan seringkali memunculkan kejadian cuaca ekstrem," tandas BMKG dalam unggahannya. 

Kejadian cuaca ekstrem yang dimaksud termasuk hujan dengan intensitas lebat, angin kencang, hingga angin puting beliung. BMKG menjelaskan bahwa cuaca ekstrem, baik saat pancaroba, musim kemarau, atau musim hujan, memiliki potensi bahaya yang signifikan. Dalam satu kejadian, cuaca ekstrem dapat berbentuk kombinasi lebih dari satu jenis cuaca ekstrem, seperti hujan deras yang dapat menyebabkan banjir dan longsor, angin kencang dengan potensi merusak, serta angin puting beliung yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan.

Sebagai respons terhadap peringatan ini, BMKG juga memberikan lima langkah siaga menghadapi cuaca ekstrem kepada masyarakat. Langkah-langkah tersebut antara lain meliputi pengenalan potensi cuaca ekstrem dan dampaknya, membersihkan lingkungan sekitar untuk mengurangi potensi dampak cuaca ekstrem seperti banjir, memangkas ranting pohon yang rentan tumbang saat terjadi angin kencang, menghindari berada di bawah pohon besar atau struktur tinggi yang rawan tumbang, serta berlindung dan beraktivitas di dalam ruangan saat terdapat potensi cuaca ekstrem.

Selain itu, BMKG juga mengungkapkan jadwal puncak musim hujan di berbagai wilayah Indonesia. Puncak musim hujan tidak terjadi secara serentak di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan analisis BMKG pada September 2024, sekitar 20% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan. Wilayah yang sedang mengalami musim hujan meliputi Aceh, Sumatra Utara, sebagian Sumatra Barat, Riau, Jambi, sebagian Kalimantan, sebagian Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.

Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa wilayah yang memiliki puncak musim hujan pada November-Desember 2024 mencakup sekitar 303 zona musim atau sekitar 43,4% dari total zona musim di Indonesia, di antaranya Pulau Sumatra, pesisir selatan Jawa, dan Kalimantan. Sementara itu, sekitar 250 zona musim atau sekitar 35,8% wilayah diperkirakan akan mengalami puncak musim hujan pada Januari-Februari 2025, termasuk Lampung, sebagian Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan sebagian besar Papua.

Dengan peringatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi, terutama selama masa pancaroba dan puncak musim hujan. Informasi yang disediakan oleh BMKG dapat menjadi acuan bagi masyarakat dalam mengantisipasi dan merespons potensi bencana akibat cuaca ekstrem secara lebih efektif. Setiap langkah antisipasi yang diambil dapat membantu mengurangi risiko dan kerugian akibat bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem.

 

.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved