Sumber foto: iStock

BMKG Ingatkan Bahaya Kekeringan di Indonesia, Tanda-Tanda Baru Sudah Muncul

Tanggal: 16 Sep 2024 07:43 wib.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) baru-baru ini mengeluarkan peringatan dini terkait potensi kekeringan di beberapa wilayah Indonesia. Peringatan ini mencakup level Waspada, Siaga, dan Awas, seiring dengan adanya tanda-tanda fenomena La Nina yang belum sepenuhnya terlihat di Tanah Air.

Menurut hasil analisis perkembangan musim kemarau di Indonesia Dasarian I bulan September tahun 2024 yang dilakukan oleh BMKG, sekitar 64 persen Zona Musim (ZoM) Indonesia telah memasuki musim kemarau.

Wilayah-wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatra Utara, sebagian Riau, sebagian Sumatra Barat, Jambi, Sumatra Selatan, sebagian Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Barat, sebagian Sulawesi Tenggara, Gorontalo, sebagian Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua, dan sebagian Papua Selatan.

Pada saat yang bersamaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Klimatologi BMKG juga mencatat bahwa pada Dasarian I bulan September 2024, terjadi ketidakaktifan MJO di fase 5. Namun, diprediksi bahwa MJO akan kembali aktif pada fase 5-6 mulai akhir Dasarian II hingga awal Dasarian III bulan September.

BMKG juga menjelaskan bahwa secara spasial, gelombang Rossby dan Kelvin diprediksi akan melewati wilayah Indonesia pada Dasarian II bulan September. Aktivitas MJO dan gelombang atmosfer ini berhubungan dengan potensi peningkatan pembentukan awan hujan.

Dalam Prospek Cuaca Mingguan untuk tanggal 10 sampai 16 September 2024, BMKG memberikan peringatan terkait potensi peningkatan hujan di sebagian wilayah Indonesia. Hal ini dipicu oleh dinamika atmosfer global dan regional.

Adapun potensi cuaca pada periode tersebut mencakup hujan sedang hingga lebat disertai kilat, petir, dan angin kencang di banyak wilayah di Indonesia. BMKG juga menyoroti beberapa penyebab cuaca hujan saat ini, seperti gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang aktif, adanya daerah pertemuan dan perlambatan angin, suhu muka laut yang hangat, serta labilitas atmosfer yang tinggi.

Dalam skala global, BMKG menulis bahwa nilai IOD (Indian Ocean Dipole), SOI (Southern Oscillation Index), dan Nino 3.4 tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Meskipun begitu, BMKG memprediksi bahwa MJO akan aktif di wilayah Maritime Continent di Indonesia pada periode 11-16 September 2024.

Sebelumnya, BMKG mengindikasikan bahwa La Nina berpotensi melanda Indonesia pada periode Juli-Agustus-September 2024. Namun, monitoring terbaru belum memastikan adanya fase La Nina di Indonesia.

Hasil Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian I September 2024 yang dirilis BMKG menunjukkan bahwa indeks IOD dan ENSO pada bulan September 2024 adalah Indeks Dipole Mode sebesar 0.27 (Netral) dan indeks ENSO sebesar -0.29 (Netral).

BMKG menambahkan bahwa IOD Netral diperkirakan akan berlangsung hingga awal tahun 2025. Sementara itu, ENSO diprediksi berpotensi menuju La Nina mulai September 2024.

La Nina merupakan kondisi anomali iklim global yang ditandai dengan suhu permukaan laut (SPL) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dari suhu normalnya. Saat La Nina terjadi, sebagian besar wilayah Indonesia berpotensi mengalami peningkatan curah hujan.

Guna memperkuat kesadaran akan dampak La Nina, BMKG mengingatkan bahwa kondisi ini bisa berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, dan badai tropis.

Dalam situasi seperti ini, peringatan dini dan pemantauan cuaca yang baik sangat penting. Upaya ini dapat membantu masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengantisipasi dan merespons potensi ancaman kekeringan atau bencana hidrometeorologi lainnya dengan langkah-langkah yang tepat dan efektif. Semua pihak perlu ikut serta dalam upaya perlindungan dan mitigasi bencana, termasuk dalam pemanfaatan sumber daya alam yang bijaksana untuk menjaga keberlanjutan lingkungan hidup.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved