Sumber foto: Pinterest

Benteng Duurstede di Saparua: Benteng Kecil, Sejarah Besar

Tanggal: 14 Mei 2025 20:37 wib.
Benteng Duurstede yang terletak di Pulau Saparua, Maluku, merupakan salah satu situs bersejarah yang mencerminkan kompleksitas sejarah perjuangan di Indonesia. Meskipun ukurannya kecil, benteng ini memiliki sejarah yang besar, terutama terkait dengan perlawanan Pattimura terhadap penjajahan Belanda.

Dibangun pada tahun 1805 oleh Pemerintah Belanda, Benteng Duurstede didirikan sebagai salah satu benteng Belanda yang strategis. Fungsinya bukan hanya untuk melindungi pos-pos Belanda dari serangan pihak lokal, tetapi juga untuk mengawasi aktivitas masyarakat Saparua yang menentang pemerintah kolonial. Pada saat itu, Saparua merupakan wilayah yang penuh potensi, dan ketidakpuasan terhadap penjajahan Belanda semakin meningkat.

Salah satu momen paling bersejarah yang berhubungan dengan Benteng Duurstede adalah perlawanan Pattimura, atau Thomas Matulessy, yang terjadi pada tahun 1817. Pattimura adalah sosok yang sangat dihormati di Maluku karena kemampuannya dalam memimpin perjuangan melawan penjajahan. Dengan semangat juang yang tinggi, ia memimpin rakyat Saparua untuk melawan pasukan Belanda yang semakin menindas.

Perlawanan Pattimura dimulai sebagai reaksi terhadap kebijakan yang merugikan rakyat, seperti pengambilan sumber daya alam secara paksa dan penindasan yang berlangsung dalam berbagai bentuk. Melalui pemikiran strategis dan keberanian luar biasa, Pattimura berserta para pengikutnya berusaha merebut kembali otonomi atas tanah mereka. Benteng Duurstede menjadi salah satu lokasi strategis yang diserang oleh Pattimura dalam upaya perlawanan ini.

Meskipun benteng ini dikuasai oleh Belanda, variasi taktik yang digunakan oleh Pattimura menginisiasi sejumlah pertempuran yang menegangkan. Dengan dukungan rakyat Saparua, Pattimura berhasil memukul mundur pasukan Belanda pada berbagai kesempatan. Namun, tidak semua serangan berakhir sukses. Benteng Duurstede yang dilengkapi dengan persenjataan modern menjadi tantangan serius bagi pasukan Pattimura.

Di balik tembok-tebal benteng ini tersimpan banyak cerita heroik, yang mencerminkan semangat juang dan ketahanan masyarakat Maluku. Benteng Duurstede tidak hanya berperan sebagai simbol kekuasaan Belanda, tetapi juga sebagai saksi bisu dari perjuangan masyarakat Saparua. Meskipun akhirnya pasukan Belanda berhasil menaklukkan perlawanan Pattimura, warisan perjuangannya tetap diingat dan dijadikan sumber inspirasi bagi generasi selanjutnya.

Saat ini, Benteng Duurstede menjadi objek wisata yang menarik di Saparua, memadukan nilai sejarah dengan keindahan alam sekitarnya. Banyak pengunjung yang datang untuk merasakan atmosfer sejarah dan belajar tentang perjuangan Pattimura. Selain itu, benteng ini juga menarik minat para peneliti dan sejarawan yang ingin menggali lebih dalam mengenai sejarah perlawanan di Maluku.

Dengan segala kompleksitasnya, Benteng Duurstede menjadi bagian penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks perjuangan melawan penjajahan. Benteng Belanda ini memberi kita pandangan yang jelas tentang bagaimana satu lokasi dapat menjadi simbol kekuatan serta perlawanan sekaligus. Mengunjungi Benteng Duurstede bukan hanya sekedar melihat bangunan tua, tetapi juga merupakan perjalanan untuk memahami sejarah yang menyentuh hati rakyat Maluku dan semangat perjuangan Pattimura yang tak pernah padam.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved