Sumber foto: Canva

Bencana Demografi: Akankah Semakin Cepat dan Meluas di Indonesia?

Tanggal: 23 Jul 2025 08:45 wib.
Isu demografi seringkali luput dari perhatian, kalah populer dibanding topik ekonomi atau politik. Padahal, perubahan struktur penduduk bisa jadi "bencana demografi" jika tidak dikelola dengan baik. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana komposisi penduduk suatu negara mengalami ketidakseimbangan yang berpotensi menimbulkan masalah serius, baik dari sisi ekonomi, sosial, maupun lingkungan. Di Indonesia, berbagai indikator menunjukkan adanya pergeseran demografi yang cepat. Pertanyaannya, apakah pergeseran ini akan menuju kondisi krisis yang semakin cepat dan meluas?

Pergeseran Struktur Penduduk yang Cepat

Indonesia saat ini berada di ambang bonus demografi, yaitu periode di mana proporsi penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding usia non-produktif. Ini adalah kesempatan emas untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi jika angkatan kerja memiliki kualitas dan lapangan pekerjaan yang memadai. Namun, di balik peluang ini, ada bayangan pergeseran yang lebih lanjut.

Laju penurunan angka kelahiran di Indonesia cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Meskipun masih di atas beberapa negara maju, tren ini bersamaan dengan peningkatan harapan hidup. Artinya, populasi akan menua dengan cepat. Kelompok usia muda yang selama ini menjadi mesin penggerak, suatu saat akan masuk usia tidak produktif. Jika tidak ada persiapan matang, bonus demografi bisa berubah menjadi beban demografi, atau bahkan bencana demografi.

Ancaman Penuaan Penduduk: Tantangan Ekonomi dan Sosial

Ketika populasi menua dengan cepat, konsekuensi pertama yang muncul adalah penurunan jumlah angkatan kerja produktif. Hal ini bisa berdampak pada produktivitas nasional dan keberlangsungan sistem jaminan sosial. Siapa yang akan membayar pajak untuk membiayai layanan kesehatan dan pensiun bagi jumlah lansia yang semakin banyak? Jepang dan beberapa negara Eropa adalah contoh nyata tantangan ini.

Selain itu, beban ketergantungan (dependency ratio) akan meningkat, bukan karena banyaknya anak-anak, melainkan karena banyaknya lansia. Ini berarti lebih sedikit orang produktif yang harus menopang lebih banyak orang tidak produktif. Permintaan akan layanan kesehatan khusus lansia, infrastruktur ramah lansia, dan program pensiun yang memadai akan melonjak, sementara jumlah pembayar pajak produktif menyusut. Jika pemerintah dan masyarakat tidak siap, hal ini bisa menciptakan tekanan finansial yang sangat besar.

Urbanisasi dan Konsentrasi Penduduk

Fenomena urbanisasi yang masif juga menjadi bagian dari pergeseran demografi yang patut dicermati. Penduduk cenderung terkonsentrasi di kota-kota besar, mencari pekerjaan dan akses layanan yang lebih baik. Akibatnya, kota-kota besar semakin padat, memicu berbagai masalah seperti kemacetan, polusi, krisis perumahan, hingga ketimpangan sosial. Di sisi lain, daerah pedesaan justru mengalami depopulasi dan kekurangan tenaga kerja produktif, sehingga potensi sumber daya di sana tidak termanfaatkan maksimal.

Konsentrasi penduduk yang tidak merata ini bisa mempercepat penyebaran dampak negatif dari satu wilayah ke wilayah lain. Misalnya, krisis air bersih di perkotaan bisa meluas karena tingginya permintaan dan terbatasnya pasokan. Tekanan pada lingkungan perkotaan juga meningkat drastis, menyebabkan degradasi lingkungan yang lebih cepat.

Kualitas Sumber Daya Manusia: Kunci Penentu Masa Depan

Apakah Indonesia akan menghadapi bencana demografi akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusianya. Bonus demografi hanya akan menjadi berkah jika angkatan kerja kita sehat, berpendidikan, dan terampil. Jika sebagian besar usia produktif memiliki kualitas pendidikan rendah, tidak punya keterampilan yang relevan dengan pasar kerja modern, atau tidak sehat, mereka justru akan menjadi beban, bukan aset.

Investasi pada pendidikan, kesehatan, dan pelatihan vokasi menjadi sangat krusial saat ini. Kita perlu menyiapkan angkatan kerja yang mampu bersaing di era digital dan otomatisasi, serta mendorong inovasi. Tanpa persiapan ini, peningkatan jumlah penduduk usia produktif hanya akan menambah pengangguran dan masalah sosial, mempercepat potensi bencana demografi.

Meskipun potensi "bencana demografi" itu nyata, terutama jika melihat tren penuaan cepat dan urbanisasi, sebenarnya ini lebih mirip dengan sebuah peringatan dini. Indonesia masih punya waktu untuk bertindak. 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved