BEM SI Turun Gunung Demo di Patung Kuda, Seribu Lebih Aparat Gabungan Dikerahkan
Tanggal: 22 Jul 2024 22:37 wib.
Di hari ini, lebih dari seribu personel gabungan dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, dikenal juga sebagai Patung Kuda Indosat, di Gambir, Jakarta Pusat.
Menurut Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro, sebanyak 1.231 personel gabungan yang terdiri dari Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, TNI, Pemda DKI, dan instansi terkait turut serta dalam pengamanan aksi tersebut. Mereka akan ditempatkan di beberapa titik strategis di sekitar Bundaran Patung Kuda hingga depan Istana Negara. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban serta mengantisipasi potensi masuknya massa aksi ke dalam area Istana Negara.
Terkait dengan pengalihan arus lalu lintas, situasinya akan dikendalikan secara berkelanjutan sesuai dengan perkembangan dinamika keadaan di lapangan. Jika massa aksi cukup besar dan eskalasi meningkat di sekitar Bundaran Patung Kuda Monas, arus lalu lintas yang mengarah ke jalan Merdeka Barat akan dialihkan.
Dalam situasi ini, semua personel yang terlibat dalam pengamanan diingatkan untuk bersikap persuasif, tidak memprovokasi maupun terprovokasi, mementingkan negosiasi, memberikan pelayanan yang bersifat humanis, dan menjaga keamanan serta keselamatan semua pihak yang terlibat. Kapolres juga menekankan kepada para koordinator lapangan (korlap) dan orator untuk menyampaikan orasi secara santun, tanpa memprovokasi massa. Dalam hal ini, tidak ada satupun personel yang membawa senjata api sebagai upaya untuk memberikan layanan yang berfokus pada aspek humanis dan profesional.
Aksi unjuk rasa merupakan wujud nyata dari hak demokrasi yang semestinya dihormati. Diharapkan seluruh pihak dapat menjaga agar aksi tersebut berjalan dengan aman, damai, serta tertib sesuai dengan koridor hukum yang berlaku. Keterlibatan aparat keamanan dalam pengamanan aksi demonstrasi seharusnya dilakukan dengan sikap yang humanis serta proporsional untuk menghindari terjadinya gesekan atau konflik dengan para pendemo.
Terlepas dari kebijakan pemerintah yang mungkin menjadi dasar dari dilaksanakannya unjuk rasa tersebut, penting bagi aparat keamanan untuk mendukung dalam menjaga keamanan demi menjaga kedamaian dalam menyampaikan pendapat. Sikap humanis dan profesionalitas diharapkan dapat menjadi pedoman utama dalam menghadapi setiap situasi yang berkembang di lapangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, aparat keamanan diharapkan dapat memperhatikan hak asasi manusia, menjaga keselamatan, dan menghindari penggunaan kekerasan yang tidak perlu. Hubungan antara pihak-pihak yang terlibat dalam aksi unjuk rasa dengan aparat keamanan menjadi sangat penting untuk menjaga kondusifitas daerah serta menjaga kedamaian dalam berdemokrasi.
Terbukanya ruang untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi harus dijaga tanpa mengorbankan kemanusiaan dan kedamaian di tengah masyarakat. Dalam konteks ini, sinergi antara pihak-pihak terkait, baik pemerintah, aparat keamanan, dan kelompok masyarakat yang melakukan aksi unjuk rasa menjadi kunci utama dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam berdemokrasi.
Kehadiran aparat keamanan dalam pengamanan aksi unjuk rasa seharusnya dilakukan dengan pemahaman akan kepentingan masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya secara bebas dan terbuka dalam menjalankan hak demokrasinya. Disiplin serta etika yang tinggi dalam pelaksanaan tugas menjadi hal yang sangat krusial sehingga terciptanya rasa aman, nyaman, serta damai menjadi hal utama yang harus diutamakan dalam mengawal setiap peristiwa aksi unjuk rasa