Sumber foto: google

Bayi di Sukabumi Meninggal Pasca Imunisasi karena Diberi Imunisasi Ganda

Tanggal: 2 Jul 2024 21:24 wib.
Heboh Kasus Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang menyebabkan seorang bayi laki-laki berinisial MKA di Kota Sukabumi, Jawa Barat meninggal dunia. Bayi tersebut meninggal beberapa jam setelah mendapatkan imunisasi dengan empat jenis vaksin. Kejadian ini telah menimbulkan kekhawatiran dan pertanyaan besar terkait prosedur pemberian imunisasi di Indonesia.

Vaksin tersebut yaitu vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) untuk penyakit tuberkulosis (TB), Difteri-Pertusis-Tetanus-Hepatitis B-Haemophilus Influenzae Type B (DPT-HB-Hib), Polio tetes dan Rotavirus untuk pencegahan diare. Kementerian Kesehatan RI lantas buka suara. Melalui keterangan resminya, berikut kronologi dari kasus tersebut.

Dari hasil investigasi disebutkan, bayi tersebut lahir dengan bantuan bidan dan sudah mendapatkan vitamin K juga vaksin hepatitis B. Hal tersebut berdasarkan investigasi yang dilakukan Komite Daerah (Komda) KIPI Jawa Barat dan Pokja KIPI Kota Sukabumi bersama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.

Namun, setelah lahir, bayi yang berusia hampir tiga bulan ini tidak pernah dibawa ke Puskesmas. Dia baru kembali dibawa oleh orangtuanya saat berusia dua bulan 28 hari ke Posyandu untuk mendapatkan imunisasi. Imunisasi yang diberikan tenaga kesehatan terhadap bayi MKA ini merupakan imunisasi ganda, yaitu pemberian vaksin lebih dari satu jenis vaksin dalam sekali kunjungan.

Pemberian imunisasi dengan empat jenis vaksin (BCG, DPT-HB-Hib, Polio, Rotavirus) untuk melengkapi status imunisasinya dan mengejar imunisasi yang belum didapatkan.“Pertolongan pertama diberikan karena petugas imunisasi langsung datang ke rumah almarhum dan membawa ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan lanjutan,” ujar Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, Ketua Komda KIPI Jawa Barat.

Kasus kematian bayi di Sukabumi ini juga membangkitkan pertanyaan tentang ketersediaan dan kualitas tenaga medis di daerah terpencil. Adanya kesalahan fatal seperti pemberian imunisasi ganda ini menunjukkan bahwa sistem dalam penyaluran imunisasi di daerah tersebut memiliki kelemahan yang perlu segera diperbaiki.

Kita berharap bahwa kematian bayi yang tak terduga ini dapat menjadi momentum untuk melakukan evaluasi menyeluruh terkait prosedur pemberian imunisasi di Indonesia. Perlu adanya upaya konkret untuk memastikan bahwa setiap anak di Indonesia mendapatkan imunisasi dengan prosedur yang aman dan tepat sasaran.

Kasus kematian bayi di Sukabumi pasca imunisasi ini merupakan pukulan berat bagi masyarakat dan menjadi pengingat bahwa kesalahan dalam pemberian imunisasi dapat berujung pada konsekuensi yang sangat fatal. Kita sebagai masyarakat perlu bersama-sama memastikan bahwa setiap prosedur pemberian imunisasi dilakukan dengan cermat dan benar, demi melindungi generasi masa depan dari ancaman penyakit yang mematikan.

Kejadian ini juga sekaligus menjadi pemantik agar pemerintah dan lembaga terkait segera mengambil langkah konkret untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa yang akan datang.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved