Sumber foto: Bayi di Gaza Berisiko Meninggal Akibat Kehabisan Susu Formula

Bayi di Gaza Berisiko Meninggal Akibat Kehabisan Susu Formula

Tanggal: 26 Jun 2025 12:14 wib.
Di unit perawatan intensif neonatal (NICU), di mana bayi-bayi yang rentan terhubung dengan mesin penyelamat jiwa, situasinya semakin genting dari waktu ke waktu. Para dokter di Jalur Gaza memperingatkan bahwa nyawa puluhan bayi prematur dan bayi baru lahir terancam akibat krisis pasokan susu formula. Dalam beberapa minggu terakhir, kondisi ini telah mencapai titik kritis, terutama setelah Israel menutup total perbatasan sejak Maret 2025. Penutupan ini mengakibatkan bantuan kemanusiaan kesulitan masuk ke wilayah tersebut, membuat para dokter dan petugas kesehatan menghadapi tantangan yang lebih besar dalam menyelamatkan nyawa bayi-bayi yang paling rentan.

Krisis pasokan susu formula menjadi masalah serius di Gaza, di mana sekitar 80 persen dari penduduknya bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Dalam situasi yang semakin memburuk, rumah sakit dan klinik kesehatan mengalami kekurangan pasokan susu formula yang diperlukan untuk merawat bayi-bayi prematur dan bayi baru lahir. Para dokter di Jalur Gaza menyatakan, susu formula bukan hanya merupakan makanan bagi bayi, tetapi juga sumber gizi penting yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka. Tanpa pasokan yang memadai, banyak bayi yang terancam mengalami malnutrisi, yang dapat berujung pada kematian.

Berdasarkan laporan dari World Health Organization (WHO), lebih dari 15.000 bayi lahir di Gaza setiap tahunnya, dan banyak dari mereka memerlukan perawatan intensif. Namun, dengan penutupan perbatasan yang berkelanjutan, pasokan medis, termasuk susu formula, menjadi semakin langka. Ini menimbulkan keprihatinan yang mendalam atas masa depan kesehatan bayi-bayi di Gaza. Para dokter di Jalur Gaza memperingatkan bahwa tanpa perhatian segera dan bantuan internasional, risiko kematian bayi-bayi ini akan meningkat secara dramatis.

Di dalam rumah sakit yang tertekan dengan keterbatasan sumber daya, para dokter dan perawat berjuang untuk memberikan perawatan terbaik kepada pasien mereka. Tak jarang, mereka terpaksa menggunakan susu formula yang telah kedaluwarsa atau mengencerkan susu yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Situasi ini tidak hanya menambah beban stres bagi tenaga medis, tetapi juga membuat mereka merasakan ketidakberdayaan dalam menyelamatkan nyawa yang seharusnya dapat diselamatkan.

Krisis ini mempengaruhi seluruh masyarakat, di mana banyak orang tua merasa putus asa saat menyaksikan kondisi bayi mereka memburuk. Beberapa ibu yang baru melahirkan terpaksa berjuang dengan masalah psikologis akibat kehilangan harapan untuk memberikan yang terbaik bagi anak mereka. Dukungan emosional menjadi kebutuhan yang sama pentingnya, namun, di tengah situasi yang sulit ini, banyak rumah sakit tidak mampu memberikan layanan dukungan psikologis yang diperlukan.

Dengan tantangan yang saat ini dihadapi, solusi untuk mengatasi krisis pasokan susu formula di Gaza harus melibatkan intervensi segera dari masyarakat internasional. Negosiasi untuk membuka kembali perbatasan dan memastikan akses yang aman bagi bantuan kemanusiaan menjadi langkah krusial agar kebutuhan dasar bagi bayi-bayi yang paling rentan dapat dipenuhi. Tanpa tindakan ini, ancaman terhadap kehidupan bayi-bayi di Gaza akan terus meningkat, dan krisis ini akan membawa dampak jangka panjang bagi generasi mendatang. 

Kenyataan pahit ini menggambarkan betapa dunia harus lebih menyadari kondisi manusia yang tengah terjadi di Gaza, terutama bagi mereka yang tidak dapat berbicara untuk diri mereka sendiri — para bayi yang membutuhkan perlindungan dan perawatan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved