Batu Bara Bergairah Pekan Ini, Gegara Gelombang Panas di Asia?
Tanggal: 19 Jun 2024 08:13 wib.
Harga batubara acuan dunia terpantau mengalami kegairahan sepanjang pekan ini, didorong oleh peningkatan impor dan ancaman terhadap pasokan di Asia. Data dari Refinitiv mencatat kenaikan harga batubara Newcastle untuk kontrak Juli 2024 sebesar 1,62% secara point-to-point (ptp). Namun, pada perdagangan Jumat (14/6/2024) akhir pekan ini, harga batu bara justru mengalami penurunan sebesar 0,92% menjadi US$ 135,15 per ton.
Penurunan ini dipengaruhi oleh lesunya permintaan di Eropa, meskipun pasar masih menunjukkan optimisme. Kontrak API 2 bulan ke depan tercatat turun sebesar US$ 1,25 menjadi US$ 112,35 per ton di Ice Futures, meskipun masih lebih tinggi sekitar US$ 1,75 dari penyelesaian Jumat pekan sebelumnya.
Alex Claude, CEO perusahaan data dan analisis curah kering DBX, menyatakan bahwa meskipun permintaan di Eropa masih lemah, stok di pelabuhan telah menurun namun masih cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangkitan. Dia juga mencatat permintaan yang relatif kuat terhadap batu bara dan gas impor di Timur Jauh, dimana cuaca panas yang luar biasa mendorong permintaan sistem pendingin.
Data sementara dari Eropa Barat Laut menunjukkan adanya peningkatan impor batu bara termal pada bulan ini, meskipun dengan basis yang rendah. Finlay Walker, pedagang emisi karbon di Vertis Environmental Finance, menambahkan bahwa gelombang panas di seluruh Asia telah meningkatkan permintaan regional, sehingga menopang harga batu bara secara global.
Di sisi lain, gelombang panas yang masih menghantui India juga menjadi faktor peningkatan harga batu bara. Gelombang panas lebih dari 50 derajat Celcius masih melanda sejumlah wilayah India seperti Uttar Pradesh dan Bihar, menyebabkan puluhan orang tewas akibat kondisi tersebut sejak Maret lalu. Penggunaan listrik untuk pendingin ruangan meningkat setiap kali gelombang panas melanda, yang akan berdampak pada peningkatan permintaan batubara sebagai sumber energi di pembangkit. Sehingga, kondisi ini turut mengangkat harga batu bara.
Dilihat dari data-data berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa lembaga riset energi, permintaan global terhadap batubara terlihat masih tinggi, terutama di kawasan Asia. India, sebagai salah satu negara konsumen batu bara terbesar di dunia, memperlihatkan ketergantungan yang tinggi terhadap batu bara untuk pemenuhan kebutuhan energi listriknya. Dengan kondisi ini, terlihat tidak mengejutkan jika permintaan batu bara terus bertahan dengan harga yang relatif stabil dan cenderung naik di pasar dunia.
Gelombang panas di India dan sebagian Asia juga mempengaruhi kondisi ketersediaan listrik dan pasokan energi lainnya. Upaya mitigasi dampak dari gelombang panas menjadi fokus utama pemerintah dan industri energi, namun hal ini juga menimbulkan kekhawatiran atas ketersediaan pasokan energi dalam jangka panjang.
Dalam konteks ini, perlindungan terhadap sumber daya energi, termasuk batu bara, menjadi hal yang sangat penting. Meskipun penetapan kebijakan untuk mengurangi emisi karbon terus diperjuangkan, ketergantungan terhadap batu bara sebagai sumber energi masih tetap tinggi, terutama di negara-negara berkembang. Hal ini menuntut adanya keseimbangan antara pemanfaatan batu bara sebagai sumber energi dengan upaya pelestarian lingkungan.
Dari sudut pandang ekonomi, harga batu bara yang stabil atau meningkat di pasar global memberikan dampak yang positif bagi negara-negara pengekspor batu bara, seperti Indonesia. Meskipun di sisi lain, kenaikan harga batu bara bisa menjadi beban tambahan bagi negara-negara yang mengimpor batu bara dalam jumlah besar. Ini mendorong negara-negara tersebut untuk mencari alternatif sumber energi yang lebih ramah lingkungan, sehingga meningkatkan fokus pada pengembangan energi terbarukan.
Dengan kondisi ini, perlu adanya kesiapan dari sisi regulasi dan strategi energi nasional untuk menghadapi fluktuasi harga batu bara serta perubahan pola permintaan energi secara global. Demikianlah, kondisi pasar batu bara yang bergairah sepanjang pekan ini mencerminkan dinamika yang sangat kompleks dalam pasar energi dan memerlukan kesiapan dari semua pihak terkait untuk menjawab tantangan yang dihadapi.
Khususnya dalam era yang semakin mendesak untuk bertransisi menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan, adanya kebijakan yang berkelanjutan serta inovasi di sektor energi menjadi kunci utama untuk menjawab tantangan yang ada. Dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dan dampak lingkungan, kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat menjadi krusial untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dalam pemanfaatan energi, untuk menjaga kelangsungan hidup dan keseimbangan alam dalam jangka panjang.