Barunya Stasiun Lambuang: Ditutup Setelah Setahun Beroperasi
Tanggal: 28 Mei 2025 11:15 wib.
Pemerintah Kota Bukittinggi, yang terletak di Sumatera Barat, telah mengambil langkah mengejutkan dengan tidak memperpanjang kontrak untuk Stasiun Lambuang, sebuah pusat kuliner yang baru saja diresmikan setahun lalu. Keputusan ini diambil sebagai upaya efisiensi dan berdasarkan evaluasi bahwa keberadaan Stasiun Lambuang belum memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat setempat.
"Benar, kami tidak memperpanjang kontraknya. Alasan utama adalah efisiensi, serta kenyataan bahwa kehadirannya belum berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat Bukittinggi," jelas Al Amin, Pelaksana Jabatan Sekretaris Daerah Kota Bukittinggi, saat diwawancarai oleh Kompas.com pada Selasa, 27 Mei 2025.
Stasiun Lambuang, yang didirikan sebagai pusat kuliner terbaik di Sumatera Barat, diresmikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan anggota DPR RI, Andre Rosiade, pada Maret 2024. Pusat kuliner ini diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan dan meningkatkan potensi ekonomi lokal, tetapi kenyataannya tidak sesuai harapan.
Dengan keputusan untuk tidak memperpanjang kontrak, Stasiun Lambuang akan ditutup dan lahan yang digunakan akan dikembalikan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai pemilik lahan. Selama satu tahun beroperasi, Pemkot Bukittinggi mengeluarkan biaya sewa yang cukup besar, mencapai Rp 2,3 miliar, untuk penggunaan lahan milik BUMN tersebut. Namun, menurut Al Amin, sirkulasi uang di Stasiun Lambuang tidak mencapai angka sewa yang dibayarkan.
Pemkot Bukittinggi hanya memperoleh pendapatan dari retribusi yang dikenakan kepada pedagang yang berjualan di Stasiun Lambuang. Hal ini menyebabkan beban biaya sewa menjadi tanggung jawab Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota, yang jelas tidak berkelanjutan mengingat rendahnya volume transaksi dan pengeluaran di lokasi tersebut.
Saat ini, keberadaan Stasiun Lambuang tampak sepi, dan hal ini memunculkan kekhawatiran di kalangan pemerintah setempat tentang potensi tindakan kriminal di area tersebut. "Daripada menunggu timbulnya masalah baru seperti tindakan kriminal, lebih baik kami kembalikan lahan ini kepada PT KAI," ungkap Al Amin, menegaskan bahwa keselamatan dan keamanan masyarakat tetap menjadi prioritas utama.
Keputusan untuk menutup Stasiun Lambuang menimbulkan tanda tanya mengenai peluang pengentasan ekonomi di kawasan itu. Masyarakat setempat dan pengamat akan menantikan langkah selanjutnya dari Pemkot Bukittinggi dalam meningkatkan perekonomian dan mempertahankan sektor pariwisata di daerah yang kaya akan budaya dan keindahan alam ini.