Banjir & Longsor Terjang 5 Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo
Tanggal: 8 Jul 2024 14:35 wib.
Banjir dan longsor melanda lima kecamatan di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo akibat dari curah hujan yang tinggi. Kejadian ini menyebabkan meluapnya debit air sungai dan bahkan tanggul jebol pada Minggu (7/7). Kecamatan yang terdampak meliputi Kabila Bone, Botupingge, Bone, Bonepantai, dan Bulango Utara.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, sebanyak 288 rumah warga dari kelima kecamatan tersebut tergenangi air dan lumpur akibat bawaan banjir. Dari data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bone Bolango, tercatat 288 kepala keluarga atau 1.029 warga yang terdampak oleh bencana banjir ini.
Dari jumlah warga terdampak, 11 kepala keluarga atau 24 jiwa di antaranya mengungsi ke tempat yang lebih aman. Hingga saat ini, hujan masih secara periodik mengguyur lokasi yang terdampak. Sementara itu, bencana longsor di Kecamatan Suwawa yang terjadi pada Minggu (7/7) kemarin, sekitar pukul 09.00 WITA, juga dipicu oleh hujan deras yang terus mengguyur sejak hari Sabtu (6/7).
Insiden longsor ini menyebabkan enam orang meninggal dunia tertimbun longsor, 26 lainnya dilaporkan hilang, dan empat orang lainnya mengalami luka-luka. Kejadian ini juga mengakibatkan terputusnya satu unit jembatan dan beberapa rumah terdampak.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), terdapat peringatan dini potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang untuk wilayah Kabupaten Bone Bolango dan sebagian wilayah Provinsi Gorontalo lainnya pada dua hari ke depan, yaitu Senin (8/7) dan Selasa (9/7).
Dalam situasi ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau kepada para pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi adanya bencana susulan yang mungkin terjadi. Diperlukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan yang efektif untuk mengurangi dampak buruk akibat peristiwa alam tersebut.
Situasi ini juga menunjukkan pentingnya sistem peringatan dini yang lebih efektif dan rencana tanggap darurat yang lebih baik dalam menghadapi bencana alam. Pemangku kebijakan di daerah dan masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan potensi bencana dan mengambil langkah-langkah preventif yang lebih proaktif. Data dan informasi terkait cuaca dan geofisika juga harus dipantau dengan cermat untuk mengurangi risiko dampak bencana. Dengan demikian, kerugian akibat bencana alam seperti banjir dan longsor di wilayah Gorontalo dapat diminimalkan. Menyadari kondisi geografis dan cuaca yang tidak dapat diprediksi secara pasti, langkah-langkah pencegahan yang mumpuni sangat penting untuk dilaksanakan secara menyeluruh.
Kejadian ini juga menjadi peringatan bagi pemerintah dan masyarakat di provinsi Gorontalo untuk lebih serius dalam merencanakan sistem peringatan dini dan penanggulangan bencana alam. Hal ini termasuk dalam menyusun rencana darurat yang matang dan dukungan infrastruktur yang berkualitas untuk mengurangi jumlah korban dan kerugian akibat bencana. Dalam jangka panjang, upaya penguatan infrastruktur penanggulangan bencana serta sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi bencana dan langkah-langkah mengurangi risiko diharapkan dapat mengurangi angka dampak bencana, seperti yang terjadi di Gorontalo pada peristiwa banjir dan longsor ini.
Dengan demikian, semua pihak terkait, baik pemerintah, lembaga penanggulangan bencana, maupun masyarakat, diharapkan dapat saling bekerjasama dalam meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Diperlukan langkah-langkah preventif, tanggap darurat, serta upaya penguatan sistem peringatan dini dan rencana darurat yang matang agar dampak bencana alam seperti banjir dan longsor tidak menimbulkan kerugian yang lebih besar di masa depan.