Banjir Jakarta Makin Parah, Infrastruktur atau Kebijakan yang Salah?
Tanggal: 8 Mei 2025 10:03 wib.
Tampang.com | Banjir Jakarta sudah menjadi masalah tahunan, tapi dampaknya semakin meluas dan sering terjadi. Meskipun berbagai proyek besar untuk mengatasi banjir sudah digulirkan, seperti normalisasi sungai dan pembangunan waduk, masalah tetap belum selesai. Apa yang sebenarnya salah dalam pendekatan kita?
Banjir Semakin Meluas dan Sering
Menurut data BMKG, curah hujan di Jakarta pada 2024 mencapai puncaknya lebih sering dari tahun-tahun sebelumnya. Di sisi lain, infrastruktur penanggulangan banjir yang sudah dibangun, seperti waduk Pluit dan kanal, justru lebih banyak mengalirkan air ke pemukiman padat daripada mencegahnya.
“Setiap hujan deras, rumah saya selalu kebanjiran meski tidak setinggi dulu. Tapi tetap saja mengganggu,” ujar Santi, warga Cengkareng.
Proyek Infrastruktur Besar, Hasilnya Minim
Beberapa proyek besar seperti proyek normalisasi sungai dan revitalisasi drainase dinilai tidak efektif karena belum tuntas dan kurangnya pemeliharaan. Ahli hydrologi dari Universitas Indonesia, Dr. Rizki Suryanto, menjelaskan, "Normalisasi sungai memang perlu, tapi ini bukan solusi jangka panjang. Perubahan iklim dan urbanisasi harus dipertimbangkan."
Sumber Masalah: Tata Ruang yang Semrawut
Salah satu penyebab utama banjir Jakarta adalah tata ruang yang tidak terkelola dengan baik. Pembangunan yang terlalu padat tanpa mempertimbangkan daya tampung air tanah dan resapan menjadi faktor utama. Semakin banyaknya gedung pencakar langit dan permukiman tanpa saluran resapan air memperburuk kondisi.
Masyarakat Terlibat dalam Mitigasi
Pemerintah belum cukup mengedukasi masyarakat mengenai mitigasi banjir secara mandiri. Banyak warga yang masih membuang sampah ke selokan atau membangun di bantaran sungai. “Pemahaman masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai sangat minim,” ujar Direktur Jaringan Kerja Pembangunan Jakarta, Dedi Kurniawan.
Solusi Jangka Panjang: Integrasi Kebijakan dan Infrastruktur
Menurut pengamat urban, Luthfi Sari, “Kebijakan harus holistik, tidak hanya mengandalkan pembangunan fisik. Harus ada program pemulihan lingkungan, pembenahan tata ruang, dan peningkatan kesadaran publik.”
Kesimpulan: Banjir Jakarta Bukan Masalah Infrastruktur Saja
Banjir Jakarta bukan hanya soal infrastruktur. Ini adalah masalah sistemik yang mencakup kebijakan urbanisasi, pemeliharaan, dan kesadaran publik. Solusi jangka panjang memerlukan komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta.