Banjir Bandang Landa Kabupaten Tapanuli Selatan, 10 Warga Terluka
Tanggal: 20 Des 2024 09:16 wib.
Banjir bandang yang melanda Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara pada Rabu, 18 Desember 2024, menyebabkan 10 orang terluka. Kejadian ini dipicu oleh hujan deras yang turun dalam intensitas tinggi di wilayah tersebut.
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, terdapat dua kecamatan yang terdampak langsung, yaitu Kecamatan Batang Angkola dan Kecamatan Tano Tombangan. Peristiwa ini menyebabkan 495 kepala keluarga terdampak dan 10 orang menderita luka ringan.
Selain korban dan kerusakan pada rumah penduduk, sebanyak 250 kepala keluarga mengungsi di tiga titik pengungsian yang tersebar di Posyandu Somaninggir, Gereja GPA Kota Tua, dan Istana Hasadaon Kota. Kerugian materiil juga tercatat pada 495 rumah yang terdampak dan di beberapa lokasi terdapat lumpur dengan ketebalan hingga 50 cm. Proses pembersihan sedang dilakukan oleh petugas gabungan dengan bantuan masyarakat dan perangkat desa.
Abdul Muhari juga menjelaskan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapanuli Selatan bersama-sama dengan pemerintah kecamatan dan desa terdampak sedang melakukan upaya penanganan dan merencanakan antisipasi untuk menghadapi dampak lanjutan dari bencana ini.
Di sisi lain, jaringan listrik di wilayah terdampak putus dan tingkat air mulai surut secara perlahan. Meskipun demikian, BNPB tetap mengingatkan pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk tetap waspada terhadap potensi risiko banjir susulan karena curah hujan yang masih cukup tinggi di area terdampak.
Data yang diterima pada hari Rabu (18/12) pukul 22.40 WIB dijadikan dasar bagi BNPB untuk memberikan imbauan kepada masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten Tapanuli Selatan agar senantiasa waspada terhadap potensi bencana banjir susulan.
Dalam upaya penanganan bencana ini, BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan juga melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak terkait, baik pemerintah kecamatan maupun perangkat desa, guna memitigasi dampak yang mungkin timbul akibat banjir bandang tersebut. Selain itu, BPBD juga telah menyiagakan berbagai alat untuk membantu proses penanganan darurat.
Dari segi infrostruktur, BNPB dan pemerintah daerah setempat tengah berupaya memulihkan jaringan listrik yang putus akibat bencana banjir bandang. Sementara itu, pembersihan material lumpur yang menutupi sejumlah wilayah terus dilakukan oleh petugas gabungan, dengan melibatkan masyarakat setempat agar proses tersebut dapat berlangsung dengan lebih efisien.
Dampak dari bencana banjir ini turut dirasakan oleh sektor pendidikan dan kesehatan. Beberapa sekolah dan fasilitas kesehatan di daerah terdampak juga mengalami kerusakan, sehingga pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan, terus berkoordinasi untuk merencanakan upaya pemulihan infrastruktur tersebut.
Untuk memantau perkembangan situasi, BNPB juga telah memberikan instruksi kepada tim gabungan di lapangan untuk terus memperbarui informasi terkait dengan kondisi terkini di wilayah terdampak. Hal ini dilakukan agar langkah-langkah penanganan dapat disesuaikan dengan kondisi aktual yang berlangsung di lapangan.
Kepedulian masyarakat dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk relawan dan LSM bencana, sangat diapresiasi dalam proses penanganan bencana ini. Masyarakat juga diimbau untuk tetap waspada serta mematuhi petunjuk dan arahan dari pihak terkait guna meminimalisir risiko bencana.
Ketika bencana alam terjadi, kecepatan dalam merespons serta kesiapan dalam menghadapi dampak yang ditimbulkan sangatlah penting. Oleh karena itu, peran serta setiap individu dan pihak terkait dalam penanganan bencana menjadi kunci utama dalam usaha untuk memulihkan situasi pasca-bencana tersebut. Semoga dengan kerja sama yang baik, proses penanganan bencana dapat dilakukan dengan maksimal demi kesejahteraan dan keselamatan semua pihak yang terdampak.