Bandara Kertajati Tanpa Penerbangan Domestik Sejak 2 Juni 2025

Tanggal: 1 Jul 2025 15:34 wib.
Sejak tanggal 2 Juni 2025, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati tidak lagi melayani penerbangan domestik dari dan menuju berbagai kota di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Biro BUMD, Investasi, dan Administrasi Pembangunan (BIA) Provinsi Jawa Barat yang memastikan bahwa tidak ada maskapai yang beroperasi di bandara tersebut untuk penerbangan domestik hingga waktu yang tidak ditentukan.

Penghentian tersebut dimulai setelah maskapai Super Air Jet menghentikan semua rute penerbangannya ke kota-kota seperti Medan, Denpasar, dan Balikpapan pada tanggal yang sama. Dalam penjelasan Kepala Biro BIA Jabar, Deny Hermawan, dijelaskan bahwa permasalahan ini berkaitan langsung dengan terbatasnya armada pesawat dari beberapa maskapai yang sebelumnya beroperasi di Kertajati, termasuk Lion Air, Citilink, AirAsia, dan Malaysia Airlines. Meskipun demikian, ia juga mengakui bahwa tingkat kepadatan penumpang di bandara tersebut terbilang rendah sehingga maskapai lebih memilih rute dengan okupansi penumpang yang lebih tinggi.

Walau penerbangan domestik terhenti, Kertajati masih menawarkan satu penerbangan internasional menuju Singapura yang dijadwalkan terbang setiap hari Selasa dan Sabtu melalui maskapai Scoot. Deny menjelaskan bahwa meski kondisi penerbangan domestik mengalami kendala, fasilitas dan pelayanan di Bandara Kertajati tetap beroperasi normal, menunggu penumpang yang datang.

Dalam hal pelaksanaan ibadah haji, bandara ini masih melayani kedatangan para jamaah haji. Hingga Jumat (11/7), Kloter 1 hingga 7 sudah berhasil diproses dengan total 21 kloter kedatangan yang direncanakan.

Buky Wibawa Karya Goena, Ketua DPRD Jabar, menekankan bahwa BIJB Kertajati harus diselamatkan mengingat statusnya sebagai Proyek Strategis Nasional yang dikelola oleh BUMD Provinsi Jawa Barat. Sayangnya, bandara ini mengalami kerugian berturut-turut setiap tahunnya. Buky menambahkan bahwa upaya penyelamatan sedang dilakukan dengan mengharap bandara ini untuk menjadi pusat perjalanan haji dan umrah, meskipun hasilnya belum terlihat.

Ia juga menyatakan bahwa pihaknya telah berupaya melakukan komunikasi dengan Kementerian Agama dan Kementerian Perhubungan untuk menambah kuota keberangkatan haji agar bandara ini tetap aktif dan berfungsi dengan baik. Namun, hingga saat ini, permohonan tersebut belum membuahkan hasil.

Terkait dengan spekulasi tentang reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, Buky memandang hal tersebut tidaklah efektif. Menurutnya, bandara yang terletak di tengah kota Bandung tersebut tidak lagi layak untuk mengakomodasi pesawat-pesawat besar, terutama karena panjang landasannya yang terbatas. Buky juga menegaskan bahwa jika bandara tersebut diaktifkan kembali, hal itu hanya akan menambah kemacetan di sekitar area tersebut, khususnya di Jalan Padjadjaran, yang sudah cukup parah. 

Dengan berbagai dinamika yang terjadi di BIJB Kertajati, perlu adanya perhatian khusus agar bandara ini dapat berfungsi maksimal dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan transportasi udara di Jawa Barat.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved