Bamus Betawi Dorong Pelestarian Rebab Lewat Media Sosial

Tanggal: 23 Agu 2025 21:04 wib.
Sekretaris Lembaga Pariwisata dan Kebudayaan Bamus Betawi, Suaeb Mahbub, mengajak masyarakat untuk ikut menjaga kelestarian salah satu alat musik tradisional khas Betawi, yaitu rebab. Menurutnya, media sosial bisa menjadi sarana penting untuk memperkenalkan rebab kepada generasi muda sekaligus melestarikannya di tengah gempuran budaya modern.

“Rebab Betawi merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia. Proses pembuatannya cukup lama karena minim referensi gambar, bisa sampai 17 hari dengan pisau raut,” ujar Suaeb di Jakarta. Ia menambahkan, rebab Betawi dibuat dari kayu jati untuk bagian badan serta tempurung kelapa sebagai resonator, sehingga menghasilkan suara khas yang otentik.

Suaeb, yang juga pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta periode 2020–2023, menekankan pentingnya keterlibatan budayawan dalam memanfaatkan platform digital. Dengan begitu, rebab tidak hanya dikenal di ruang-ruang pertunjukan lokal, tapi juga bisa menembus audiens global. Generasi muda diharapkan bisa belajar dan memahami sejarah rebab, apalagi alat musik ini merupakan salah satu cikal bakal biola modern.

Secara historis, rebab berakar dari alat musik Timur Tengah bernama rababah yang diciptakan oleh Ar Razi pada abad ke-8. Dari sana, instrumen gesek ini menyebar ke berbagai belahan dunia, mengalami transformasi hingga melahirkan bentuk-bentuk baru seperti cello dan biola di Eropa. Di Indonesia, salah satu wujud lokalnya hadir dalam bentuk Rebab Betawi, yang hingga kini tetap menjadi bagian penting dari kesenian tradisional masyarakat Jakarta.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved