Sumber foto: pertamina-kbp.com

Bahlil Curiga, Kilang Balikpapan Benar Terbakar atau Sengaja?

Tanggal: 11 Okt 2024 05:22 wib.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan kecurigaannya terhadap kebakaran yang terjadi pada unit Crude Distillation Unit (CDU) IV Kilang Balikpapan, yang merupakan bagian dari proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) PT Pertamina (Persero). Dalam diskusi dengan Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, Bahlil bertanya baik mengenai penyebab kebakaran tersebut maupun apakah peristiwa ini sengaja terjadi.

Kesalnya Bahlil terkait megaproyek RDMP Kilang Balikpapan yang tak kunjung selesai telah muncul sejak dia menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Investasi sebesar US$7,4 miliar atau setara dengan Rp117,8 triliun (dengan kurs terkini) belum terealisasi dengan baik, hal ini menjadi dasar kecurigaan Bahlil terhadap kejadian kebakaran tersebut.

Disampaikan oleh Bahlil dalam acara BNI Investor Daily Summit 2024 pada Kamis (10/10/2024), proyek RDMP Balikpapan yang belum selesai telah mengakibatkan peningkatan volume impor bagi Indonesia. Meskipun PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) telah menyatakan bahwa unit CDU IV sudah kembali beroperasi setelah kejadian kebakaran pada Sabtu (25/5/2024), masih belum dirasa cukup.

Direktur Utama PT KPI, Taufik Adityawarman, menjelaskan bahwa operasional CDU IV telah kembali dilakukan sejak Minggu (28/7/2024) dengan kapasitas 160.000 barel per hari (barrel oil per day/BOPD). Namun, untuk mencapai target kapasitas 300.000 BOPD, perlu mendukung dari unit lainnya, seperti Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC) yang masih dalam tahap pembangunan.

Menurut Menteri ESDM saat itu, Arifin Tasrif, proyek RDMP Balikpapan telah mencapai kemajuan lebih dari 91% dan ditargetkan akan selesai pada bulan September 2025. Namun, berbagai tantangan seperti pandemi Covid-19 dan krisis geopolitik telah menghambat kelancaran pelaksanaan proyek tersebut.

Disamping itu, terdapat sejumlah hal yang masih harus diselesaikan antara pemilik proyek, PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan kontraktor terkait proyek tersebut.

Berdasarkan pernyataan Menteri Bahlil, kecurigaannya terhadap kebakaran kilang Balikpapan memberikan cakupan yang luas dan mendalam mengenai kondisi proyek RDMP serta dampaknya terhadap produksi minyak nasional. Kritik yang ditujukan ke Pertamina Induk memiliki respon yang potensial dengan hasil kebakaran ini sebagai titik fokus.

Secara konsep, proyek RDMP Kilang Balikpapan adalah proyek strategis nasional (PSN) yang di dalamnya juga melibatkan investasi besar dari pihak swasta. Namun, kebakaran yang terjadi memberikan dampak negative dalam pelaksanaan proyek tersebut dan menekankan pentingnya pengawasan serta pengelolaan proyek secara hati-hati agar tidak terjadi kerugian besar dan dampak yang merugikan bagi negara.

Keterlambatan dalam penyelesaian proyek juga menimbulkan kerugian bagi pemerintah dan memaksa Indonesia untuk meningkatkan volume impor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan demikian, pentingnya penyelesaian proyek RDMP Balikpapan sesuai target dan harapan pemerintah menjadi salah satu faktor krusial untuk diperhatikan.

Menyelesaikan proyek RDMP Kilang Balikpapan dalam waktu yang tepat dan sesuai target menjadi salah satu prioritas penting bagi pemerintah dalam mengelola sumber daya alam dan energi di Indonesia. Langkah-langkah pendukung dan pengawasan yang ketat perlu diperkuat sebagai tindakan preventif agar proyek PSN skala besar seperti ini bisa selesai dengan baik tanpa menimbulkan dampak negative yang berkepanjangan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved