AS Serang Iran di Tengah Konflik dengan Israel, Ini 4 Dampak yang Mungkin Terjadi
Tanggal: 23 Jun 2025 13:33 wib.
Pada Sabtu, 21 Juni 2025, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengumumkan secara resmi bahwa pasukan militer AS telah melakukan serangan udara dengan menjatuhkan bom di tiga fasilitas nuklir strategis Iran. Serangan ini menjadi titik balik yang signifikan dalam ketegangan yang telah berlangsung antara Iran dan Israel, serta pengaruh AS di kawasan tersebut.
Dalam pernyataannya di Truth Social, Trump menyebutkan bahwa serangan tersebut menyasar lokasi-lokasi penting seperti Fordow, Natanz, dan Esfahan. "Kami telah sukses menjalankan serangan ini dan semua pesawat telah kembali dengan selamat," katanya. Meski serangan ini dianggap sebagai langkah militer yang berani, Trump juga mengajak pihak-pihak yang terlibat untuk memikirkan perdamaian di kawasan yang penuh ketegangan ini. Di tengah serangan yang berlangsung, muncul pertanyaan apakah tindakan AS ini akan membawa hasil yang positif dan mengarah pada perdamaian.
Namun, analisis dari New York Times menunjukkan bahwa keterlibatan AS dalam konflik antara Iran dan Israel belum tentu menjamin terciptanya kedamaian. Sebaliknya, ada harapan agar AS melakukan pembicaraan lebih lanjut sebelum melanjutkan tindakan militer. Masyarakat internasional juga mengingat kembali dialog antara Iran dan AS mengenai pengayaan uranium yang sempat terhenti akibat agresi ini. Iran selama ini berpendapat bahwa program nuklirnya dilaksanakan untuk tujuan damai, meskipun banyak negara mencemaskan ambisi nuklir Iran.
Dari situasi ini, berikut ini adalah empat dampak potensial yang mungkin muncul setelah serangan AS terhadap Iran:
1. Percepatan Program Nuklir Iran: Pasca serangan ini, Iran diperkirakan akan mempercepat pengembangan program nuklirnya, terutama jika mereka merasa terancam. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Iran mungkin memiliki situs nuklir rahasia yang belum terdeteksi oleh AS atau Israel. Ahli seperti Sanam Vakil dari Chatham House berpendapat bahwa serangan ini bisa mendorong Iran untuk mengembangkan senjata nuklir lebih cepat sebagai bentuk pertahanan.
2. Peningkatan Skala Konflik: Keputusan AS untuk terlibat secara langsung dalam serangan bisa memperburuk konflik. Iran, yang selama ini menahan diri untuk tidak menyerang pasukan AS, bisa mempertimbangkan untuk melakukan serangan balasan. Pejabat Iran bahkan telah memperingatkan kemungkinan peningkatan ketegangan, termasuk ancaman terhadap negara-negara sekutu AS di Timur Tengah. Keterlibatan AS juga berpotensi mengajak sekutu-sekutu Iran untuk turut serta dalam pertikaian, sehingga menciptakan situasi yang lebih kompleks dan berbahaya.
3. Potensi Perubahan Rezim di Iran: Serangan ini juga berpotensi mengubah keseimbangan kekuasaan di dalam Iran. Trump dan Netanyahu pernah menyampaikan bahwa pembunuhan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dapat memicu perubahan rezim di negeri itu. Namun, para ahli memperingatkan bahwa mengubah rezim yang telah berkuasa selama beberapa dekade bukanlah hal yang mudah. Dalam situasi perang, dapat terjadi penguatan kekuasaan Korps Garda Revolusi Islam yang selama ini telah berperan sentral dalam struktur pemerintahan Iran.
4. Reaksi Rakyat Iran: Ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintah saat ini dapat menguat setelah serangan tersebut. Beberapa rakyat Iran telah melakukan protes menuntut perubahan dan menyerukan kebebasan. Namun, seiring dengan risiko meningkatnya jumlah korban dan kerusakan infrastruktur, reaksi masyarakat bisa menjadi lebih kompleks. Banyak warga yang awalnya menganggap serangan Israel sebagai sinyal bahwa pemerintah mereka lemah, tetapi kekhawatiran terhadap intervensi asing juga dapat meningkatkan rasa patriotisme yang mempersatukan mereka.
Secara keseluruhan, serangan AS terhadap Iran di tengah konflik yang melibatkan Israel memunculkan berbagai kemungkinan dampak yang dapat mempengaruhi stabilitas kawasan dan hubungan internasional di masa depan.