APBN 'Teriak', Tetangga RI Berkukuh Tahan Harga Solar & Tarif Listrik
Tanggal: 24 Jul 2024 20:20 wib.
Kabinet Thailand pada Selasa (23/7/2024) telah menyetujui keputusan untuk mempertahankan harga listrik dan solar guna membantu konsumen dalam mengelola biaya hidup. Keputusan ini diambil meskipun terdapat kekhawatiran akan kenaikan harga gas.
Menurut Menteri Energi Thailand, Pirapan Salirathavibhaga, “Harga listrik akan tetap sama hingga akhir tahun,” seperti yang dikutip oleh Reuters.
Pemerintah Thailand berusaha untuk mempertahankan tarif listrik selama sisa tahun ini demi mengekang tagihan listrik, meskipun akan ada lebih banyak tekanan keuangan pada anggaran negara tetangga RI tersebut.
Menurut laporan Bangkok Post, perusahaan dan rumah tangga kemungkinan akan membayar tagihan yang ditentukan oleh tarif saat ini sebesar 4,18 baht (Rp1.868) per kilowatt-jam (unit) selama empat bulan terakhir tahun ini, meskipun perhitungan terbaru yang dibuat oleh Komisi Pengaturan Energi (ERC) menunjukkan bahwa tarif seharusnya naik.
Tarif 4,18 baht per unit akan berlaku hingga akhir Agustus, sehingga pihak berwenang akan memberlakukan tarif baru di musim dingin.
Pirapan mengungkapkan, “Saya telah mempersiapkan prospek ini untuk sementara waktu dengan mencari cara untuk mempertahankan tarif listrik,” pada Jumat pekan lalu. Namun, ia tidak memberikan rincian apapun mengenai anggaran atau cara mengatur tarif listrik.
ERC memperkirakan bahwa pemerintah mungkin perlu mengalokasikan 28 miliar baht (Rp12,5 miliar) sebagai subsidi untuk menetapkan tarif sebesar 4,18 baht per unit, dan perlu memperpanjang jangka waktu pembayaran uang yang terutang kepada Otoritas Pembangkit Listrik Thailand (Egat) dan PTT Plc, penjual gas utama negara tersebut.
Gas merupakan 63% dari bahan bakar yang digunakan untuk pembangkit listrik di negara tersebut.
Egat dan PTT telah membantu pemerintah memangkas tarif listrik dari September 2021 hingga April tahun ini, tetapi hal ini menimbulkan utang sebesar 15 miliar baht (Rp6,7 triliun), yang mengharuskan pembayaran kembali kepada Egat dan PTT, dan menyebabkan Egat mengalami kerugian hingga 98 miliar baht (Rp43,8 triliun).
Sementara seorang pakar industri mengatakan bahwa batasan tarif listrik sebesar 4,18 baht per unit akan tetap berlaku hanya selama empat bulan.
Ia menyebut setelah Desember, harga gas global akan terus naik, karena lonjakan musiman dalam permintaan energi untuk memanaskan rumah dan tempat kerja di seluruh dunia selama musim dingin, yang akan menaikkan biaya impor gas Thailand.
ERC meminta para pelaku bisnis dan rumah tangga dalam sidang dengar pendapat publik untuk memilih dari tiga alternatif tarif listrik, dengan kenaikan berkisar antara 11%-44% karena harga gas yang lebih tinggi dan kebutuhan untuk menggunakan sebagian dari tagihan listrik untuk mengganti rugi Egat dan PTT.