Anugerah LSF 2025: 18 Kategori untuk Penghargaan Sensor Mandiri

Tanggal: 14 Agu 2025 11:27 wib.
Acara bergengsi Anugerah Lembaga Sensor Film (LSF) 2025 akan mempersembahkan 18 kategori yang berfokus pada penghargaan untuk praktik sensor mandiri. Inisiatif ini merupakan upaya nyata untuk memberikan dukungan kepada ekosistem perfilman Indonesia agar dapat menyajikan tayangan berkualitas yang bisa dinikmati oleh semua kalangan masyarakat.

Ketua Panitia Anugerah LSF 2025, Gustav Aulia, menjelaskan bahwa sejak tahun 2021, LSF telah meluncurkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri. Inisiatif ini dipadukan menjadi bagian dari acara penghargaan, di mana hampir seluruh kategori menyoroti kontribusi terhadap sensor mandiri, seperti kategori sensor mandiri terbaik ataupun peduli terhadap sensor mandiri. Hal ini tidak hanya meningkatkan kesadaran publik mengenai pentingnya pemilihan tayangan, tetapi juga menjadi pengingat bagi para sineas untuk memperhatikan aspek target penonton dalam setiap proses produksi hingga promosi film mereka.

Satu elemen menarik dari sosialisasi program ini adalah kehadiran maskot badak Jawa bercula satu, yang melambangkan LSF dengan tugas melindungi masyarakat dalam hal literasi tayangan. Maskot ini dirancang untuk menciptakan kesadaran mengenai pentingnya menonton sesuai dengan kategori usia.

Sejak Agustus 2023 hingga Desember 2024, total sebanyak 58.415 materi film, iklan promosi, dan tayangan televisi telah masuk ke dalam sistem e-SiA S LSF (Sistem Administrasi Penyensoran Berbasis Elektronik). Dari jumlah tersebut, akan ada tiga nominasi terpilih untuk setiap kategori penghargaan. Kategori yang ada mencakup banyak aspek, mulai dari "Film Bioskop Semua Umur Sensor Mandiri Terbaik" hingga "Poster Film Sensor Mandiri Terbaik". Untuk televisi, terdapat empat kategori, antara lain "Televisi Sensor Mandiri Terbaik" dan "Televisi Peduli Pendidikan".

Di sisi lain, Ketua Dewan Juri Anugerah LSF 2025, Hadi Artomo, menyampaikan bahwa proses penjurian mencakup aspek kuantitatif dan kualitatif. Selain jumlah, kualitas film juga dinilai berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Permendikbud No 14 Tahun 2009 yang mengatur Pedoman dan Kriteria Penyensoran, Penggolongan Usia Penonton, serta Penarikan Film dan Iklan dari Peredaran. Proses penjurian dilakukan secara independen dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas seni, nilai edukasi, dan kontribusi budaya bagi bangsa. Saat ini telah ada sepuluh nominasi yang terpilih, yang nantinya akan disaring menjadi tiga besar sebelum menentukan pemenang di setiap kategori.

Anugerah LSF 2025 tidak hanya menghadirkan kategori baru, tetapi juga mengusung tema "Suar Ragam Layar untuk Indonesia". Selain itu, trofi untuk pemenang tahun ini telah dimodifikasi. Berbeda dari sebelumnya yang berbentuk replika pita seluloid, kini trofi tersebut menampilkan bentuk api atau suar yang melambangkan semangat, serta dihias dengan ornamen motif ukiran dan batik Nusantara.

Perubahan desain trofi ini mencerminkan tanggung jawab LSF di bawah arahan Presiden melalui kementerian yang mengurusi kebudayaan. Tahun ini, Anugerah LSF untuk pertama kalinya dilaksanakan setelah pemisahan Kementerian Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Anugerah LSF 2025 akan disiarkan secara langsung di stasiun televisi nasional pada tanggal 7 September 2025, mulai pukul 19.00 WIB, menawarkan tontonan menarik bagi semua pecinta film di Indonesia.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved