Anies Baswedan Ikut Komentari Biaya UKT di Kampus Negeri Meroket
Tanggal: 20 Mei 2024 23:25 wib.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode 2014-2016, Anies Rasyid Baswedan ikut memberikan komentarnya terkait dengan biaya kuliah tunggal (UKT) yang melonjak tinggi di sejumlah universitas negeri. Anies berpendapat bahwa pemerintah seharusnya mengalokasikan lebih banyak anggaran untuk mengatasi masalah tersebut.
Menurut Anies, biaya pendidikan tinggi memang tergolong mahal, dan pertanyaan penting yang harus dijawab adalah kepada siapa seharusnya biaya ini dibebankan. Pada pendapat Anies, jika biaya tersebut dibebankan kepada keluarga, maka hanya mereka yang sudah makmur atau mampu yang akan mampu memasuki perguruan tinggi. Sebaliknya, keluarga yang kurang mampu akan mengalami kesulitan dalam membiayai pendidikan tinggi anak-anak mereka.
Anies menegaskan bahwa negara seharusnya memiliki peran yang lebih besar dalam menanggulangi masalah ini. Menurutnya, biaya pendidikan seharusnya lebih difokuskan kepada pembiayaan dari negara, bukan dari keluarga melalui biaya UKT yang tinggi. Dalam pandangannya, negara seharusnya mengalokasikan anggaran yang lebih besar untuk menanggung biaya pendidikan tinggi agar dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama keluarga kebanyakan.
Selain itu, Anies juga menyoroti permasalahan yang dihadapi oleh keluarga tengah, yaitu mereka yang tidak mampu namun juga tidak mendapatkan bantuan sebagaimana yang diberikan kepada keluarga kurang mampu. Anies berpendapat bahwa hal tersebut perlu menjadi perhatian bersama dan perlu dicarikan solusi bersama. Salah satu solusi yang dia tawarkan adalah dengan meningkatkan alokasi anggaran pendidikan dari pemerintah agar biaya UKT menjadi lebih terjangkau.
Anies juga menegaskan bahwa pendidikan tinggi memiliki peran yang sangat penting karena menjadi eskalator sosial ekonomi di Indonesia. Akses pendidikan tinggi memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih baik dan potensi kemakmuran yang lebih tinggi bagi masyarakat.
Selanjutnya, Anies meminta pemerintah dan anggota dewan di Senayan untuk membahas masalah mendasar terkait biaya UKT yang tinggi. Diskusi yang diharapkan bukan hanya seputar kenaikan persentase biaya UKT, namun juga alokasi anggaran pendidikan secara keseluruhan.
Perlu diketahui, beberapa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas negeri telah mengeluhkan kenaikan biaya UKT yang signifikan di kampus-kampus mereka. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para calon mahasiswa serta pihak terkait dalam mencari solusi atas masalah biaya pendidikan tinggi yang semakin meningkat.
Dalam menanggapi situasi ini, pemerintah diharapkan dapat merespons dengan pengalokasian anggaran yang lebih besar untuk sektor pendidikan tinggi, sehingga dapat menekan biaya UKT dan memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat dari berbagai lapisan ekonomi untuk mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas dan terjangkau.