Sumber foto: website

Analisis PVMBG soal Gempa Bumi Kuningan: Pusatnya di Darat Akibat Pergerakan Sesar Aktif

Tanggal: 26 Jul 2024 03:58 wib.
Gempa bumi telah mengguncang Kabupaten Kuningan, Jawa Barat pada hari Kamis (25/7/2024) pukul 17.36 WIB. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan bahwa gempa bumi yang berpusat di darat itu disebabkan oleh pergerakan sesar aktif di sekitar pusat gempa.

   Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 108,5 BT dan 6,98 LS, berjarak sekitar 2,3 km timur ibu kota Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat, dengan magnitudo (M 4,1) pada kedalaman 5 km.

Sebelumnya, BMKG mencatat gempa bumi juga terjadi pada Kamis (25/7/2024) pukul 04.01 WIB dengan magnitudo 3,6 dan kedalaman 6 km. Meskipun demikian, stasiun USGS Amerika Serikat dan GFZ Jerman tidak mencatat gempa bumi tersebut.

   Kepala PVMBG, P Hadi Wijaya, menegaskan bahwa berdasarkan analisis kondisi geologi, lokasi pusat gempa bumi terletak di darat wilayah Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat. Wilayah tersebut secara morfologis terdiri dari dataran, bergelombang, perbukitan, dan terjal. Data Badan Geologi (BG) menunjukkan bahwa daerah di sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh tanah sedang atau kelas D dan tanah keras atau kelas C.

Lebih lanjut, data BG juga mengungkapkan bahwa daerah sekitar lokasi pusat gempa bumi tersusun oleh endapan Kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff), dan sebagian telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang mengalami pelapukan ini cenderung bersifat lunak, lepas, belum kompak atau unconsolidated sehingga memperkuat efek guncangan dan rawan terhadap gempa bumi.

   Selain itu, wilayah dengan morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, memiliki potensi terjadinya gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.

Menurut Hadi Wijaya, berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber dari BMKG, kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi dengan mekanisme sesar mendatar.

   Dampak dari gempa bumi ini telah terlihat dari terjadinya kerusakan bangunan seperti rumah penduduk di Kelurahan Ciporang, Kecamatan Kuningan, serta musala di Desa Kertawirama, Kecamatan Nusaherang. Guncangan gempa bumi juga diperkirakan dirasakan di Kuningan pada skala III-IV Modified Mercalli Intensity (MMI).

   Badan Geologi juga mencatat bahwa sebaran permukiman penduduk yang terdampak guncangan gempa bumi terletak pada Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah. Dalam konteks ini, Kabupaten Kuningan tergolong rawan terhadap gempa bumi, sehingga perlu ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan non-struktural.

Menurut Hadi Wijaya, gempa bumi ini tidak berpotensi mengakibatkan sesar permukaan, namun berpotensi terhadap bahaya ikutan (collateral hazard) seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi.

   Gempa bumi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat memberikan peringatan akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam tersebut. Selain itu, analisis dari PVMBG juga memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi geologi dan potensi risiko di wilayah tersebut, sehingga langkah-langkah mitigasi dan perencanaan yang tepat dapat diimplementasikan untuk mengurangi dampak dari gempa bumi di masa depan. Semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat, perlu bekerja sama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan dampak bencana gempa bumi. Hal ini penting untuk meminimalkan kerugian dan melindungi keselamatan serta keamanan publik.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved