Sumber foto: iStock

Ambisi Bangun Industri Semikonduktor, RI Siap Bersaing dengan India

Tanggal: 30 Jul 2024 18:32 wib.
Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, terus menunjukkan ambisi kuat untuk mengembangkan industri semikonduktor di tanah air. Hal ini sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kancah global. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, turut serta mendukung agenda ini dengan menggandeng lembaga riset Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) guna lebih memahami dan mengkaji rantai pasok dari industri semikonduktor.

Kerjasama antara Kemenko Perekonomian dengan ERIA ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman pada hari Selasa, 30 Juli 2024. Kajian yang dilakukan mencakup aksesi Indonesia dalam OECD dan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), serta pembentukan Asia Zero Emission Center dan Future Ready ASEA. Langkah ini merupakan bagian dari upaya memperkuat kerja sama riset antara kedua belah pihak dalam menyempurnakan pemahaman akan industri semikonduktor, pengembangan ekonomi digital, serta studi terkait industri otomotif generasi mendatang di ASEAN sebagai penyuplai global, termasuk pengembangan industri berbasis baterai.

Selaras dengan hal tersebut, Menteri Airlangga menyatakan bahwa kerja sama pengembangan industri semikonduktor berdasarkan pada potensi pangsa pasar di ASEAN pada tahun 2029 yang diproyeksikan mencapai US$ 3 miliar. Di sisi lain, pangsa pasar India sebagai pesaing industri semikonduktor tersebut tercatat sebesar US$ 15 miliar. Dukungan yang diberikan oleh ERIA terhadap ASEAN dalam mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan, termasuk kajian terkait rantai pasok semikonduktor di ASEAN dan India, menjadi aspek penting yang dapat memperkuat posisi Indonesia dalam bersaing dengan India.

Secara garis besar, bentuk kerja sama antara Indonesia dan ERIA mencakup kajian mendalam (indepth study) dan publikasi bersama, studi kebijakan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, serta rencana kerja sama dalam jangka waktu dua tahun dengan kemungkinan perpanjangan. Selain itu, terkait dengan OECD, ERIA akan melakukan kajian manfaat dengan simulasi skenario dan juga berkontribusi dalam pembentukan Project Management Office (PMO) untuk OECD. Adapun dalam konteks CPTPP, ERIA akan mengkaji pembangunan dan perluasan pasar ekspor, termasuk kajian membuka pasar ekspor menuju Amerika Latin.

Dalam rangka memberikan dukungan terhadap transformasi digital dan ekosistem startup di kawasan ASEAN, ERIA juga akan menyiapkan pusat inovasi digital dan ekonomi berkelanjutan. Upaya ini diharapkan dapat semakin memperkuat posisi ASEAN sebagai kawasan yang siap menghadapi tantangan teknologi digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved