Aktivitas Gunung Marapi Terus Meningkat, Erupsi Tujuh Kali
Tanggal: 8 Nov 2024 20:23 wib.
Gunung Marapi di kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, senantiasa menjadi perhatian. Pada Kamis (7/11/2024), aktivitas vulkaniknya mencapai puncaknya dengan terjadinya tujuh kali erupsi dalam rentang waktu singkat, dari pukul 06.00 WIB hingga pukul 17.34 WIB.
Menurut laporan resmi dari Teguh Purnomo, petugas Pos Pengamatan Gunung Api, Gunung Marapi mencatat lima kali letusan selama periode tersebut. Letusan tersebut memiliki tinggi sekitar 700-800 meter dan disertai dengan asap kelabu. Kolom asap erupsi cenderung mengarah ke arah Timur dan Timur laut.
Selain letusan, Gunung Marapi juga mengeluarkan hembusan sebanyak 11 kali dengan amplitudo antara 1.5 hingga 11 mm serta durasi berkisar 11 hingga 161 detik. Selain itu, terdapat juga dua kali kejadian vulkanik dangkal, dua kali vulkanik dalam, satu kali tektonik lokal, dan satu kali tektonik jauh.
Erupsi keenam terjadi pada pukul 16.01 WIB dengan kolom abu setinggi 700 meter yang teramati, condong ke arah tenggara, dengan durasi satu menit 29 detik. Sementara erupsi ketujuh tercatat pada pukul 17.17 WIB, meskipun tidak menghasilkan kolom abu yang teramati. Meski begitu, erupsi tersebut tercatat dalam seismogram dengan durasi satu menit 12 detik.
Akibat dari serangkaian erupsi ini, status Gunung Marapi naik ke level III siaga. Hal ini mengakibatkan pembatasan bagi warga untuk mendekati puncak kawah dalam radius 4,5 kilometer. Penetapan status siaga ini merupakan hasil evaluasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).
Aktivitas vulkanik yang meningkat dari Gunung Marapi menciptakan keprihatinan di masyarakat sekitar. Kondisi ini juga memicu kewaspadaan tinggi dari pihak berwenang terkait potensi bahaya dan perlindungan bagi warga sekitar. Peningkatan status siaga menjadi indikasi serius akan potensi aktivitas vulkanik yang lebih besar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Gunung Marapi telah menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik yang bisa menjadi ancaman nyata bagi keselamatan masyarakat maupun lingkungan sekitar. Oleh karena itu, pemantauan yang ketat dan perencanaan mitigasi bencana yang efektif perlu ditingkatkan untuk mengurangi potensi risiko yang ditimbulkan oleh gunung berapi ini, terutama dalam mengantisipasi dampak erupsi yang lebih besar.
Peningkatan jumlah erupsi dalam satu hari menunjukkan adanya ketidakstabilan dari Gunung Marapi, serta potensi ancaman yang lebih besar di masa mendatang. Sebagai bentuk antisipasi, diperlukan kerja sama antara pemerintah, petugas pos pengamatan gunung api, dan masyarakat dalam melakukan langkah-langkah mitigasi yang tepat sehingga dapat mengurangi dampak dari potensi bencana tersebut.
Masyarakat sekitar juga diimbau untuk mematuhi instruksi dan peringatan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang terkait status siaga Gunung Marapi. Hal ini penting untuk meminimalkan risiko kecelakaan atau bahaya yang dapat timbul akibat aktivitas vulkanik. Selain itu, upaya-upaya pemantauan dan pemetaan wilayah rawan bencana perlu terus dilakukan guna memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu kepada masyarakat sekitar.
Dengan tingginya aktivitas erupsi Gunung Marapi, pihak berwenang perlu melakukan koordinasi yang lebih kuat dalam rangka menjamin keselamatan masyarakat dan menyusun rencana mitigasi bencana yang komprehensif. Kerjasama antara berbagai pihak dan ketersediaan sumber daya yang memadai menjadi kunci untuk mengurangi dampak yang mungkin timbul dari potensi bahaya alam ini.
Dalam periode seperti ini, kewaspadaan dan persiapan menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana alam yang disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Melalui langkah-langkah preventif, upaya mitigasi yang efektif, serta koordinasi yang baik antara pihak terkait, diharapkan risiko dari potensi erupsi Gunung Marapi dapat diminimalisir dan keselamatan masyarakat dapat terjaga dengan baik.