Aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki Masih pada Level IV: Waspadai Potensi Erupsi

Tanggal: 21 Jul 2025 10:35 wib.
Badan Geologi yang berada di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa berdasarkan analisis visual dan instrumen terbaru, aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki yang terletak di Flores Timur masih tergolong tinggi. Dengan kondisi ini, status gunung api tersebut tetap pada Level IV, atau dalam kategori "Awas". 

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, melalui keterangan resminya yang diterima di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur pada Minggu, menjelaskan pentingnya bagi masyarakat dan wisatawan untuk menghindari aktivitas dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi. Selain itu, untuk area sektoral barat daya-timur laut, warga juga diminta untuk menjaga jarak hingga 7 kilometer dari pusat aktivitas gunung tersebut. 

Laporan perkembangan aktivitas gunung api itu, yang disampaikan oleh Wafid pada tanggal 20 Juli 2025, menunjukkan bahwa walaupun kabut sering menutupi pemandangan, aktivitas vulkanik masih jelas terlihat. Terdapat asap yang keluar dari kawah utama yang berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal, mencapai ketinggian sekitar 200 hingga 1.000 meter di atas puncak gunung. 

Dalam pengamatan cuaca, Wafid mencatat suasana yang cenderung cerah hingga berawan dengan angin bertiup lemah ke arah barat daya dan barat. Suhu udara di sekitar wilayah gunung bervariasi antara 17,7 hingga 31,8 derajat Celcius. 

Lebih jauh, data kegempaan yang tercatat dari tanggal 19 hingga 20 Juli 2025, hingga pukul 06.00 WITA, menunjukkan adanya 11 kali gempa hembusan, empat kali gempa harmonik, dan 31 kali gempa tremor non-harmonik. Selain itu, terdapat enam kali gempa low frequency (LF), enam kali gempa vulkanik dalam, dua kali gempa tektonik lokal, dan juga 11 kali gempa tektonik jauh. 

Pada malam hari, sinar api juga tampak di sekitar puncak gunung, menunjukkan bahwa material pijar berada dekat dengan kawah, menambah bukti eksplosivitas aktivitas vulkaniknya. Aktivitas lainnya yang teramati adalah pelepasan gas dalam bentuk uap air bertekanan, membentuk asap putih tebal yang menandakan adanya peningkatan suhu di area kawah. 

Di sisi lain, analisis data seismik menunjukkan penurunan frekuensi gempa vulkanik dan gempa low frequency (LF). Hal ini diimbangi dengan data dari pemantauan Global Navigation Satellite System (GNSS) yang masih menunjukkan pola inflasi selama minggu terakhir. Hal ini menandakan bahwa magma bergerak dari kedalaman ke zona yang lebih dangkal, menuju permukaan. 

Pola inflasi ini juga didukung dengan tren kenaikan data dari tiltmeter dalam periode yang sama, yang menunjukkan bahwa perubahan terjadi lebih mendekati kawah, sekitar radius 4 kilometer, ketimbang lokasi stasiun GNSS yang berada sejauh 6,5 kilometer dari kawah. Kombinasi kedua data tersebut memberi indikasi adanya peningkatan tekanan dalam jalur konduit yang kaya gas, meskipun jumlah gempa vulkanik dalam dan gempa low frequency mengalami penurunan. 

Karena aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada Level IV (Awas), Wafid mengingatkan masyarakat untuk tetap tenang, namun waspada, dan patuh pada arahan pemerintah daerah terkait situasi ini. Selain menjadi perhatian khusus, masyarakat di sekitar kawasan rawan bencana juga diingatkan untuk mewaspadai potensi terjadinya banjir lahar jika hujan lebat melanda, terutama pada daerah aliran sungai yang berhulu di puncak gunung, seperti di Nawakote, Dulipali, Nobo, Hokeng Jaya, hingga Nurabelen. 

Bagi masyarakat yang mungkin terkena dampak hujan abu, disarankan untuk menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesehatan saluran pernapasan mereka di tengah kondisi aktivitas gunung yang masih mengkhawatirkan.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved