Aktivitas Banjir Lahar Gunung Semeru: Tercatat 5 Jam Lebih pada Malam Jumat
Tanggal: 30 Jun 2025 10:34 wib.
Pada malam Jumat, 27 Juni, wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami fenomena alam yang signifikan akibat hujan deras yang mengguyur puncak Gunung Semeru. Kejadian tersebut memicu gelombang banjir lahar yang kuat dan berlangsung selama lebih dari lima jam. Fenomena ini menarik perhatian karena dampaknya yang langsung terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.
Menurut Mukdas Sofian, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, catatan kegempaan menunjukkan adanya satu kali getaran banjir yang memiliki amplitudo mencapai 20 mm dan berlangsung selama 19.800 detik, atau sekitar 5,5 jam. Pengamatan lebih lanjut mengungkapkan bahwa selama periode 24 jam pada hari yang sama, Gunung Semeru mengalami 36 kali gempa letusan atau erupsi, dengan amplitudo berkisar antara 10 hingga 22 mm dan lama getarannya antara 62 hingga 205 detik.
Lebih rincinya, terdapat tujuh gempa hembusan yang teramati dengan amplitudo antara 4 hingga 8 mm, serta dua kali getaran harmonik dengan amplitudo sebesar 5 mm. Satu gempa tektonik yang terjadi jauh juga terlacak dengan amplitudo 10 mm dan durasi 48 detik. Data-data ini menunjukkan bahwa aktivitas vulkanik Semeru tetap signifikan dan memerlukan perhatian khusus.
Secara visual, kondisi Gunung Semeru tergolong tertutup kabut, dengan visibilitas berkisar antara level 0-II hingga kabut 0-III. Tidak terlihat adanya asap kawah, dan cuaca umumnya mendung hingga hujan dengan angin lemah hingga sedang yang berhembus dari arah barat dan barat laut. Status Gunung Semeru masih berada dalam kategori Waspada, sesuai pengamatan terakhir, yang mengharuskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk mengeluarkan sejumlah rekomendasi keselamatan.
Masyarakat diimbau untuk menjauhi area tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dalam radius delapan kilometer dari puncak gunung, demi menghindari potensi terjadinya bahaya yang lebih besar. Selain itu, di luar jarak tersebut, diharapkan masyarakat juga tidak melaksanakan aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda aliran lahar yang dapat menjangkau hingga 13 kilometer dari puncak.
Penting pula bagi masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam jarak tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru, karena risiko lontaran batu pijar yang bisa membahayakan. Mukdas menekankan perlunya kewaspadaan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berasal dari puncak Gunung Semeru, khususnya di daerah Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. Di samping itu, masyarakat juga disarankan untuk mengawasi potensi lahar yang mungkin terjadi di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan dan pengetahuan mengenai keadaan gunung berapi sekitar kita, terutama bagi mereka yang tinggal di dekatnya.