Aksi Massa Gelap: Pengerusakan Karangan Bunga Pramono-Rano di Jakarta
Tanggal: 22 Feb 2025 18:22 wib.
Tampang.com | Pada hari Jumat, 21 Februari 2025, terjadi insiden yang menghebohkan di sekitar Gedung Balai Kota Jakarta. Sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri sebagai massa aksi Indonesia Gelap dilaporkan telah merusak karangan bunga ucapan selamat kepada pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung dan Rano Karno. Karangan bunga tersebut terletak di median Jalan Medan Merdeka Selatan, tepat di seberang gedung penting pemerintahan tersebut.
Menurut salah satu petugas Pengaman Dalam (Pamdal) yang bertugas di area tersebut, pengerusakan terjadi pada sekitar pukul 15.00 WIB. "Iya, sebelum hujan tadi jam 15.00 WIB," ungkapnya kepada awak media yang hadir. Ia menjelaskan bahwa sekelompok massa aksi mendekati lokasi aksi setelah berjalan dari arah Jalan Medan Merdeka Timur, menuju titik konsentrasi mereka di Patung Kuda Jaya Wiwaha. Di tengah perjalanan, beberapa anggota kelompok tersebut melakukan aksi vandalism terhadap karangan bunga yang sudah dipasang.
Para petugas keamanan di area tersebut menambahkan bahwa polisi telah memberikan pengawalan kepada massa aksi selama mereka bergerak menuju titik unjuk rasa. “Mereka dikawal polisi di belakang, untungnya tidak merusak yang ada di depan sini [area depan Gedung Balai Kota Jakarta],” tambahnya. Meskipun pengawalan dilakukan, keberadaan oknum-oknum tersebut tampaknya mengabaikan kesadaran akan hukum dan ketertiban, menyebabkan kerusakan yang bisa dianggap sebagai sebuah tindakan provokatif.
Insiden pengerusakan itu tidak hanya mengundang perhatian media, tetapi juga menjadi viral di sosial media, terutama Instagram, setelah sebuah video amatir merekam momen penting tersebut. Dalam video yang diunggah, terlihat bahwa lebih dari satu karangan bunga menjadi korban tindakan anarkis dari oknum massa aksi ini. Peristiwa ini menambah deretan kejadian serupa yang mencerminkan ketegangan sosial di masyarakat, dan menimbulkan pertanyaan tentang metode penyampaian aspirasi yang tepat dan bertanggung jawab.
Masyarakat Jakarta, dalam menanggapi insiden ini, tampaknya terbelah menjadi dua kubu: satu yang mengutuk tindakan pengerusakan tersebut sebagai bentuk ketidakpuasan yang tidak sehat, dan lainnya yang mungkin melihatnya sebagai bentuk protes atas kebijakan publik tertentu. Apa pun pandangan yang ada, satu hal yang pasti: aksi seperti ini menggambarkan ketegangan politik dan sosial yang sedang berlangsung di Indonesia, khususnya menjelang pemilihan umum mendatang.
Dapat dicatat bahwa Jakarta adalah pusat dari berbagai kegiatan politik, sering kali menjadi ajang demonstrasi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat. Mungkin saja aksi Indonesia Gelap ini adalah satu dari banyaknya reaksi terhadap isu-isu yang belum sepenuhnya teratasi oleh pemerintah daerah.