Aksi Massa di Jakarta: Kerusuhan di Seputar Patung Kuda Arjuna Wijaya
Tanggal: 22 Feb 2025 17:32 wib.
Tampang.com | Pada malam Jumat, 21 Februari 2025, ribuan orang berkumpul untuk menggelar aksi protes yang bertajuk Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat. Aksi ini sempat memanas, dengan massa yang terlihat bertindak destruktif terhadap fasilitas publik. Menurut pantauan Kompas.com, dalam gelaran tersebut, massa mulai membakar sejumlah water barrier berwarna oranye, yang biasa digunakan untuk mengatur lalu lintas dan mengarahkan arus kendaraan. Pembakaran ini membuat situasi menjadi semakin tegang.
Dari kerumunan, suara teriakan “alerta” menggema, seiring dengan nyala api yang semakin membesar dari pembatas jalan yang terbakar. Kata "alerta" sendiri memiliki makna penting, yang bisa diartikan sebagai peringatan akan bahaya atau kesiapsiagaan. Teriakan tersebut seakan menjadi sinyal bagi para peserta aksi untuk mengambil tindakan tertentu di tengah kekacauan yang terjadi.
Seiring dengan tingginya emosi dalam kerumunan, aksi perusakan tidak hanya berhenti pada pembakaran water barrier. Massa juga terlihat merusak fasilitas umum lainnya, termasuk pembatas beton yang berfungsi sebagai separator busway. Ini menunjukkan bahwa aksi yang awalnya bertujuan untuk menyuarakan suatu aspirasi malah berujung pada kerusuhan yang merugikan bersama.
Salah satu anggota kepolisian yang bertugas di lokasi aksi memberikan peringatan kepada para pelaku. "Kami ingatkan kepada teman-teman yang masih melaksanakan aksi untuk tidak melakukan pengrusakan fasilitas publik. Separator busway digunakan untuk masyarakat warga Jakarta," ujar polisi tersebut. Upaya dari pihak berwajib ini diharapkan dapat menahan laju kerusuhan dan mengembalikan situasi ke kondisi yang lebih kondusif.
Polisi juga mendesak massa untuk mempertahankan setiap aksi mereka dalam suasana damai. Mereka dikatakan perlu menyadari bahwa fasilitas publik yang ada akan terus digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari. Sebuah harapan agar aksi aspirasi dapat dilakukan tanpa merugikan kepentingan umum terucap dari mulut aparat kepolisian, mengingat potensi kerugian yang mencolok dari tindakan destruktif yang dapat merugikan banyak pihak.
Situasi di Jakarta malam itu mencerminkan betapa pentingnya komunikasi dan pengertian antara massa aksi dan pihak berwajib untuk mencapai tujuan yang diinginkan tanpa mengganggu ketertiban umum. Kerusuhan di tengah aksi damai ini dapat dengan mudah menjadi berita yang menyebar luas, menambah kesan negatif terhadap gerakan yang tengah berlangsung. Setiap tindakan yang diambil oleh para pelaku aksi maupun pihak kepolisian menjadi sorotan publik yang dapat memengaruhi pandangan masyarakat terhadap gerakan protes tersebut.