AirAsia Terkendala Teknologi, Penumpang Disarankan Tiba Lebih Awal
Tanggal: 22 Jul 2024 10:42 wib.
Maskapai Indonesia AirAsia masih menghadapi kendala teknologi akibat gangguan sistem operasi Windows dari Microsoft yang menyebabkan penerapan check-in manual. Presiden Direktur Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine, menyeru kepada penumpang agar tiba lebih awal di bandara guna mengatasi antrian.
Menurut keterangan tertulis resmi, Veranita mengatakan, "Supaya penumpang tidak mengalami ketidaknyamanan di bandara keberangkatan, kami harap agar semua penumpang tiba di bandara setidaknya 3 jam sebelum jadwal keberangkatan untuk menghindari antrean panjang selama proses check-in manual."
Situasi penerbangan Indonesia AirAsia di lapangan secara keseluruhan sedang kembali normal setelah sejumlah gangguan, tetapi masih dalam tahap pemulihan 100 persen. "Situasinya sudah membaik dan kami mulai beroperasi secara normal secara bertahap," ujar Veranita.
Proses pemulihan teknologi memerlukan waktu lebih lama dari yang diantisipasi, namun Veranita memastikan bahwa penumpang akan dapat terbang dengan nyaman dan aman dari keberangkatan hingga sampai di bandara tujuan. "Sistem IT Indonesia AirAsia sudah mulai pulih, tetapi masih dalam tahap pemulihan, karena itu proses check-in masih dilakukan secara manual di semua bandara, sampai sistem pulih sepenuhnya," jelasnya.
Perangkat dengan sistem operasi Windows di seluruh dunia mengalami gangguan atau eror sejak Jumat (19/7/2024) kemarin. Tampilan Blue Screen of Death (BSOD) muncul, meminta pengguna untuk merestart perangkat atau bahkan restart otomatis. Gangguan ini telah mempengaruhi berbagai lembaga dan organisasi, termasuk sektor penerbangan di berbagai negara.
Incident ini juga berdampak pada industri penerbangan yang mengandalkan teknologi dalam operasionalnya. Ini telah memberikan pelajaran bahwa selain menyiapkan teknologi yang canggih, kehandalan operasional tetap menjadi fokus yang tidak boleh diabaikan.
Pihak manajemen Indonesia AirAsia menegaskan perlunya peningkatan sistem teknologi yang kuat demi meminimalkan dampak kerentanan sistem operasional. Dengan demikian, birokrasi operasional di bandara dapat berjalan lebih efisien dan tidak mengganggu kegiatan penumpang atau operasional penerbangan.