Sumber foto: iStock

Air Kemasan Galon Membuat Warga Indonesia Tergolong Miskin, Bagaimana Bisa?

Tanggal: 8 Sep 2024 15:34 wib.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kelas menengah di Indonesia mengalami penurunan sejak masa krisis Pandemi Covid-19. Tidak hanya karena pandemi Covid-19 dan pemutusan hubungan kerja (PHK), penurunan ekonomi kelas menengah juga disebabkan oleh kebiasaan konsumsi air kemasan, seperti galon.

Ekonom senior dan mantan Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan bahwa kebiasaan mengkonsumsi air kemasan telah secara tidak sadar merusak pendapatan masyarakat Indonesia. Ia menekankan bahwa kebiasaan ini tidak terjadi di semua negara, terutama di negara maju di mana warga kelas menengah terbiasa mengonsumsi air minum yang disediakan pemerintah di tempat umum tanpa harus mengeluarkan uang.

Menurut Bambang, ketersediaan fasilitas air minum massal tersebut membuat daya beli kelas menengah di negara maju lebih terjaga karena tidak perlu mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air minum. Di samping kebiasaan konsumsi air kemasan, Bambang juga menyebut faktor-faktor lain yang menyebabkan penurunan kelas menengah di Indonesia, mulai dari pandemi Covid-19, tingkat suku bunga yang tinggi, hingga kenaikan harga beras akibat efek El Nino.

Menurut BPS, pada tahun 2019, jumlah kelas menengah di Indonesia mencapai 57,33 juta orang atau sekitar 21,45% dari total penduduk. Namun, pada tahun 2024, jumlah ini turun menjadi 47,85 juta orang atau sekitar 17,13% dari total penduduk, menunjukkan bahwa sebanyak 9,48 juta warga kelas menengah turun kelas. Sementara itu, kelompok masyarakat rentan atau aspiring middle class justru mengalami kenaikan jumlah, demikian juga dengan kelompok masyarakat rentan miskin.

Selain mengalami penurunan jumlah, penduduk kelas menengah di Indonesia juga cenderung rentan miskin selama 10 tahun terakhir. Hal ini terlihat dari pola pengeluaran mereka yang semakin mendekati batas bawah pengelompokan. Fenomena ini mengindikasikan bahwa kelompok kelas menengah akan semakin sulit untuk naik ke kelas atas, dan rentan untuk jatuh ke kelompok aspiring middle class atau kelompok rentan miskin.

Dari data tersebut, tampaknya terdapat beberapa faktor yang turut mendukung penurunan kelas menengah di Indonesia. Selain pandemi Covid-19 dan efeknya terhadap kehilangan pekerjaan serta kebangkrutan bisnis, faktor lain seperti tingkat suku bunga yang tinggi, kenaikan harga beras akibat efek El Nino, dan kecenderungan konsumsi air kemasan juga memberikan kontribusi terhadap kondisi ini.

Upaya untuk mengatasi penurunan kelas menengah perlu melibatkan berbagai sektor baik pemerintah maupun masyarakat. Pemerintah dapat melakukan langkah-langkah untuk mengurangi ketergantungan terhadap air kemasan dengan menyediakan fasilitas air minum massal seperti yang dilakukan di negara maju. Di sisi lain, masyarakat juga perlu menyadari dampak dari kebiasaan konsumsi air kemasan terhadap kondisi ekonomi mereka dan berupaya untuk beralih ke air minum yang lebih terjangkau.

 
Copyright © Tampang.com
All rights reserved