Air Bersih Makin Sulit di Kota Besar, Negara Maritim Tapi Krisis Air?
Tanggal: 8 Mei 2025 10:10 wib.
Tampang.com | Krisis air bersih tak lagi hanya persoalan daerah terpencil. Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan kini juga menghadapi tantangan besar dalam menyediakan air bersih untuk warganya. Ironis bagi negara dengan ribuan sungai dan dikelilingi laut.
Sumur Kering, Air PDAM Tak Layak Konsumsi
Warga di berbagai permukiman kota mengeluhkan sumur yang mulai mengering atau air PDAM yang keruh dan berbau. Di Jakarta Timur, beberapa RW bahkan harus mengandalkan air galon isi ulang untuk kebutuhan harian karena air tanah tidak bisa dikonsumsi.
“Airnya kuning dan asin. Kami beli air isi ulang terus, padahal itu mahal untuk keluarga kecil seperti kami,” kata Reni, ibu rumah tangga di Duren Sawit.
Overekstraksi dan Urbanisasi Tak Terkendali
Masalah air bersih di kota bukan karena kekurangan air, tapi karena tata kelola yang buruk. Overekstraksi air tanah oleh industri, minimnya penyerapan air hujan akibat betonisasi, dan pertumbuhan penduduk yang tak terencana memperburuk situasi.
Pakar tata kota dari ITB, Dr. Agung Prawira, menilai bahwa perencanaan air di kota-kota besar masih jauh dari kata siap. “Kita hanya merespons krisis, bukan mencegah,” ujarnya.
Negara Maritim Tapi Tak Mampu Olah Air?
Indonesia punya curah hujan tinggi dan dikelilingi laut, tapi infrastruktur desalinasi dan penampungan air hujan masih minim. Negara lain seperti Singapura dan Israel bisa mengatasi keterbatasan geografis dengan teknologi dan perencanaan matang, tapi Indonesia belum ke arah sana secara serius.
Pembangunan Infrastruktur Tak Boleh Abai pada Akses Air
WALHI menyebut pembangunan kota ideal harus memprioritaskan akses air bersih sebagai hak dasar, bukan fasilitas tambahan. Investasi pada instalasi pengolahan air, sistem distribusi efisien, dan perlindungan daerah resapan harus didorong sebagai prioritas nasional.
Air Adalah Hak, Bukan Komoditas Mewah
Ketika air bersih mulai menjadi barang mahal di kota, ada yang salah dalam arah pembangunan kita. Air bukan soal ketersediaan fisik semata, tapi juga soal pilihan kebijakan.