Sumber foto: Unsplash.com

Ada yang Coba 'Cegat' Proyek Kebanggaan Jokowi, Kenapa?

Tanggal: 26 Sep 2024 11:06 wib.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia baru-baru ini membeberkan mengenai salah satu proyek 'kebanggaan' Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), yakni hilirisasi batu bara menjadi dimethyl eter (DME). Proyek ini konon kabarnya sempat dijegal oleh pihak lain, yang menaruhkan pertanyaan besar; mengapa hal ini terjadi?

Bahlil menceritakan mengenai peristiwa saat Presiden RI Jokowi meletakkan batu pertama (groundbreaking) proyek hilirisasi batu bara menjadi DME. Bahlil menyebut bahwa ada pihak-pihak tertentu yang mengintersep atau "menjegal" proyek tersebut.

"Kita sudah pernah dulu, Pak Presiden Jokowi sudah melakukan groundbreaking untuk bikin DME. Untuk mengelola batu bara low-calorie menjadi LPG. Tapi saya tahu ada yang mengintersep. Waktu saya jadi Menteri Investasi. Saya tahu ini ada mainan, diintersep," ungkap Bahlil dalam acara Green Initiative Conference 2024 di Jakarta, yang dikutip pada Kamis (26/9/2024). Hal ini menunjukkan bahwa perjalanan proyek tersebut tidak berjalan mulus dan terhambat oleh pihak-pihak yang tidak dinyana.

Bahlil juga mengungkapkan bahwa dengan posisi barunya sebagai Menteri ESDM, ia merasa memiliki kemampuan untuk menghentikan intersep yang mengganggu kebijakan hilirisasi di dalam negeri. "Begitu saya masuk di Menteri ESDM, dan alhamdulillah saya jadi begitu unggul, karena rasanya yang mencoba-coba intersep, saya akan intersep balik. Demikian bangsa dan negara, tidak boleh ada kita main-main. Tidak boleh. Kalau dulu karena saya cuma sendiri saja toh, kalau sekarang, mohon maaf, barang ada paten-paten dikit ini barang. Ya kan?", tegasnya. Hal ini menunjukkan bahwa peran Menteri ESDM dianggap penting untuk mengamankan proyek-proyek strategis seperti ini.

Proyek hilirisasi batu bara menjadi DME merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memanfaatkan sumber daya dalam negeri sekaligus mendorong pemanfaatan energi yang lebih bersih melalui gas. Melalui upaya hilirisasi ini, pemerintah berharap dapat menciptakan nilai tambah bagi sumber daya alam yang dimiliki Indonesia, yang pada gilirannya, akan membantu mendorong pertumbuhan ekonomi negara.

Bahlil menilai bahwa program Indonesia untuk bertransisi energi menggunakan energi yang lebih bersih memerlukan komitmen yang kuat. "Percaya sama saya, sampai ayam tumbuh gigi, kalau cuma kita bicara tentang konsep bisnis as usual, tidak akan pernah terwujud, kalau tidak ada komitmen yang kuat. Jadi konsep bagus, sumber daya alam bagus, tapi kalau tidak ada komitmen yang tinggi untuk kita mengeksekusi, ini bagaikan punggung merindukan bulan. Tidak akan pernah terwujud," tandasnya. Pernyataannya menunjukkan bahwa tantangan dalam mewujudkan proyek-proyek strategis di dalam negeri bukan semata-mata dari sisi teknis, melainkan juga dari sisi kebijakan dan komitmen.

Kendati demikian, proyek-proyek strategis seperti hilirisasi batu bara menjadi DME memiliki potensi besar untuk menggerakkan industri dalam negeri serta menciptakan lapangan kerja yang signifikan. Hal ini akan membawa beragam manfaat bagi perekonomian Indonesia, termasuk dalam mengurangi ketergantungan pada impor energi.
Copyright © Tampang.com
All rights reserved