5 Gaya Hidup Korea yang Lagi Diikuti Anak Muda Indonesia
Tanggal: 10 Jul 2025 12:18 wib.
Gelombang Hallyu, atau Korean Wave, tidak hanya membawa musik K-Pop dan drama Korea ke penjuru dunia, tetapi juga meresap jauh ke dalam gaya hidup sehari-hari, termasuk di kalangan anak muda Indonesia. Lebih dari sekadar hiburan, budaya Korea menawarkan estetika, tren, dan filosofi yang menarik untuk diadopsi. Pengaruh ini terlihat jelas dalam berbagai aspek, mulai dari penampilan hingga kebiasaan. Berikut adalah lima gaya hidup Korea yang kini banyak diikuti oleh anak muda di Indonesia, mencerminkan adaptasi budaya yang dinamis.
1. Rutinitas Perawatan Kulit Berlapis (Skincare Routine)
Salah satu aspek gaya hidup Korea yang paling menonjol dan masif diikuti adalah rutinitas perawatan kulit berlapis, atau yang dikenal sebagai K-beauty skincare routine. Konsep ini menekankan pada perawatan kulit yang mendalam dan berlapis-lapis, tidak hanya untuk mengatasi masalah, tetapi juga untuk mencegah dan menjaga kesehatan kulit jangka panjang. Mulai dari double cleansing, penggunaan toner, essence, serum, ampoule, pelembap, hingga tabir surya, setiap langkah memiliki fungsi spesifik. Tren ini telah mengubah persepsi banyak anak muda Indonesia tentang perawatan diri, dari sekadar mencuci muka menjadi ritual kompleks yang memerlukan investasi waktu dan produk. Merek-merek kosmetik Korea pun membanjiri pasar, mendorong inovasi produk dan edukasi tentang pentingnya perawatan kulit sejak dini, demi mencapai kulit sehat dan glowing seperti idola K-Pop.
2. Estetika Fesyen Minimalis dan Effortless Chic
Gaya berpakaian Korea juga menjadi inspirasi utama bagi anak muda Indonesia. Tren fesyen minimalis dan effortless chic ala Korea menekankan pada kesederhanaan, kenyamanan, namun tetap terlihat modis. Pakaian longgar seperti oversized t-shirt, hoodie, blazer, atau celana baggy mendominasi lemari pakaian. Penggunaan warna-warna netral seperti hitam, putih, abu-abu, dan krem sangat populer, seringkali dipadukan dengan aksen warna pastel atau earth tone. Kunci dari gaya ini adalah layering (pemakaian pakaian berlapis), aksesori sederhana namun stylish seperti topi bucket, tote bag, atau sepatu sneakers putih. Fesyen Korea menawarkan alternatif gaya yang tidak terlalu formal namun tetap rapi dan menarik, cocok untuk berbagai kesempatan kasual hingga semi-formal, dan sangat mudah diadopsi oleh siapa saja.
3. Tren Kuliner Korea yang Mendunia
Pengaruh Korea juga sangat terasa dalam tren kuliner. Restoran Korea yang menyajikan kimchi, tteokbokki, ramyeon, bulgogi, atau bibimbap kini mudah ditemukan di berbagai kota di Indonesia. Lebih dari itu, banyak anak muda Indonesia juga mulai gemar memasak masakan Korea sendiri di rumah, mengikuti resep-resep viral di media sosial. Konsumsi minuman khas seperti soju (non-alkoholik atau dalam bentuk varian rasa) atau kopi Dalgona yang sempat populer juga menjadi bagian dari pengalaman kuliner Korea yang diadopsi. Tren mukbang (video makan dalam porsi besar) atau eating show dari Korea juga turut mempopulerkan berbagai jenis makanan dan cara menikmatinya, mengubah cara anak muda Indonesia bereksplorasi dengan cita rasa global.
4. Budaya Kafe Estetis dan Produktivitas
Konsep kafe estetis ala Korea, atau yang sering disebut cafe hopping, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup anak muda Indonesia. Kafe-kafe dengan desain interior minimalis, pencahayaan hangat, dan sudut-sudut instagrammable sangat digandrungi. Lebih dari sekadar tempat minum kopi, kafe-kafe ini menjadi ruang ketiga bagi anak muda untuk bersosialisasi, belajar, atau bekerja secara produktif. Budaya kafe ini mencerminkan apresiasi terhadap estetika visual dan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk berbagai aktivitas. Foto-foto di kafe-kafe semacam ini sering menghiasi lini masa media sosial, menunjukkan bagaimana ruang publik yang dirancang dengan baik dapat memengaruhi gaya hidup dan interaksi sosial.
5. Prioritas Kesehatan Mental dan Keseimbangan Hidup
Di balik gemerlap K-Pop dan drama, ada pula sisi lain dari gaya hidup Korea yang mulai disadari dan diikuti, yaitu prioritas terhadap kesehatan mental dan keseimbangan hidup. Meskipun Korea Selatan sendiri memiliki tantangan terkait tekanan sosial dan pekerjaan, ada juga gerakan yang menekankan pentingnya well-being, self-care, dan mengurangi tekanan. Anak muda Indonesia mulai meniru kebiasaan seperti mencari waktu untuk istirahat, melakukan hobi yang menenangkan, atau berani berbicara tentang isu kesehatan mental, terinspirasi dari beberapa idola atau konten kreator Korea. Ini termasuk menemukan cara untuk rileks, seperti mendengarkan playlist musik yang menenangkan, atau bahkan melakukan digital detox sesekali, sebagai respons terhadap tekanan hidup modern. Fokus pada well-being ini menunjukkan adanya pergeseran kesadaran kolektif menuju hidup yang lebih seimbang.
Adaptasi budaya ini menunjukkan bagaimana pengaruh global dapat diterima dan diinterpretasikan ulang dalam konteks lokal, menciptakan identitas yang semakin kaya dan beragam.